REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL — Pemerintah Kalurahan Canden, Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan uji coba wisata alam menyusuri sungai Opak. Pada test tour yang pertama ini turut hadir dari Dinas Pariwisata Bantul, Babinsa, Bhabinkamtibmas, Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB), tour and travel agent, dosen, dan mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD).
Kegiatan menyusuri sungai Opak menggunakan perahu karet atau pack rafting ini merupakan paket dari wisata kebugaran. Wisata kebugaran (wellness tourism) merupakan jenis wisata baru yang berfokus pada pengembangan kebugaran fisik, mental dan spiritual sehingga memberikan pengalaman unik.
"Kelurahan Canden memiliki potensi luar biasa di antaranya yaitu desa wisata jamu, pijat tradisional, pengrajin makanan tradisional, sanggar kesenian, sungai Opak yang dapat dimanfaatkan untuk olah raga air. Semua potensi tersebut menjadikan Canden layak sebagai destinasi wisata kebugaran," kata Lurah Canden AKBP (Purn) Beja dalam siaran pers yang diterima Republika, Selasa (14/5/2024).
Ulu-ulu Kurniawan Setiabudi menyampaikan bahwa uji coba wisata pack rafting ini merupakan rangkaian program kerja sama dengan UAD. UAD melalui program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) mendapatkan dana dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) senantiasa mendukung kegiatan pemberdayaan masyarakat. Dosen UAD, Wardiyanta, sebagai ketua kegiatan PkM menyatakan optimistis Canden menjadi pelopor wisata kebugaran di DIY.
Starting point wisata pack rafting di Dusun Gaten, peserta mendapat arahan dan melakukan pemanasan dipandu kak Ajun instruktur Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI). Sementara Chandra yang merupakan pelatih dayung sekaligus manajer BUMKal Canden bagian pariwisata, didampingi ketua Pokdarwis Canden Arif Winarto memberikan gambaran bahwa rute sungai yang akan dilalui kurang lebih memakan waktu satu setengah jam. Di rest area peserta disuguhi aneka makanan tradisional seperti singkong, kacang, pisang rebus, tiwul, klepon, minuman jamu beras kencur dan kunir asem.
Dosen prodi Bisnis Jasa Makanan UAD, Palupi Melati, yang ikut dalam kegiatan tersebut menyatakan selain produk siap minum, jamu dapat dibuat menjadi sirup, jamu instan, permen, es krim sehingga menarik bagi wisatawan dan berpotensi menjadi oleh-oleh. Mahasiswa UAD Tinka dan Dafit menyatakan bahwa wisata ini menarik bagi anak muda, tidak hanya untuk bersenang-senang, refreshing namun juga menjaga kebugaran dan menambah pengetahuan tentang budaya.