Rabu 22 May 2024 20:03 WIB

Konsorsium Vokasi DIY Siapkan Tenaga Kerja Sesuai Potensi dan Kebutuhan Daerah   

Sektor unggulan di DIY yakni pertanian, industri pengolahan, dan pariwisata.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Penandatanganan 16 MoU baru antara tiga kampus konsorsium ekosistem kemitraan DIY dengan dunia usaha dan dunia industri Pelatihan Penguatan Ekosistem Kemitraan Vokasi dan Business Matching di Hotel Harper Yogyakarta, Rabu (22/5/2024).
Foto: Republika/Silvy Dian Setiawan
Penandatanganan 16 MoU baru antara tiga kampus konsorsium ekosistem kemitraan DIY dengan dunia usaha dan dunia industri Pelatihan Penguatan Ekosistem Kemitraan Vokasi dan Business Matching di Hotel Harper Yogyakarta, Rabu (22/5/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA — Konsorsium Ekosistem Kemitraan Vokasi DIY menggelar ‘Pelatihan Penguatan Ekosistem Kemitraan Vokasi dan Business Matching’ di Hotel Harper Malioboro Yogyakarta, Jetis, Kota Yogyakarta, DIY, Rabu (22/5/2024). Kegiatan tersebut digelar dalam rangka menyiapkan tenaga kerja yang sesuai dengan potensi dan kebutuhan daerah. 

Kegiatan itu merupakan tindak lanjut dari Program Penguatan Ekosistem Kemitraan untuk Pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daerah DIY yang diampu oleh tiga perwakilan perguruan tinggi vokasi di DIY, yakni Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (SV UGM), Fakultas Vokasi UNY, dan Akademi Komunitas Negeri Seni dan Budaya Yogyakarta. 

"Intinya program ini untuk menguatkan kemitraan, link and match antara dunia industri dan dunia usaha, juga bagaimana menyiapkan tenaga kerja yang sesuai dengan kondisi potensi yang ada di daerah masing-masing, fokus kita di DIY," kata Ketua Pengampu Konsorsium DIY, Wiryanta saat ditemui di sela-sela acara. 

Wiryanta menyebut bahwa sektor unggulan di DIY yakni pertanian, industri pengolahan, dan pariwisata. Dengan begitu, tenaga kerja yang disiapkan diharapkan disesuaikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di DIY melalui program tersebut. 

"Itulah yang kita eksplor, kita kaji terus, kita teliti terus perkembangan-perkembangan (potensi dan kebutuhan) itu. Nanti akan kita rumuskan bahwa DIY itu apa inovasi yang diperlukan, ending-nya inovasi baik inovasi program kegiatan, baik inovasi penciptaan SDM," ucap Wiryanta yang juga Wakil Dekan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat SV UGM tersebut. 

Lebih lanjut, Wiryanta menuturkan bahwa pelatihan penguatan ekosistem kemitraan ini juga merupakan forum untuk memberikan informasi kepada lembaga pendidikan vokasi mengenai tren perkembangan dan isu mengenai ketenagakerjaan di DIY. Termasuk melatih lembaga pendidikan vokasional dalam menjalin kemitraan dengan industri guna menghasilkan SDM yang unggul khususnya vokasi. 

"Sedangkan, business matching dilaksanakan untuk mendiseminasikan hasil analisis tim ekosistem kemitraan Yogyakarta, serta isu dan kebijakan tentang penguatan ekosistem kemitraan vokasi dalam rangka menghasilkan SDM yang unggul DIY," jelasnya. 

Dijelaskan bahwa rangkaian kegiatan dalam Program Penguatan Ekosistem Kemitraan untuk Pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daerah di DIY sudah dilaksanakan sejak September 2023 lalu, di mana ada sejumlah rangkaian kegiatan yang digelar. Salah satunya pelatihan penguatan ekosistem kemitraan vokasi dan business matching, dengan turut mengikutsertakan puluhan industri yang ada di DIY pada 22 Mei 2024 ini. 

"Kegiatan real-nya ini pelatihan, disambung nanti siang business matching. Business matching itu mau enggak mau kerja sama itu harus kita tuangkan dalam suatu ikatan perjanjian kerja sama, dan merujuk aktivitas tertentu. Misalnya magang, praktisi mengajar, misalnya penelitian bersama, pengabdian bersama, pelatihan bersama,” jelasnya.

Untuk agenda business matching diselenggarakan pada sesi siang, dan diawali seremonial penandatanganan 16 MoU baru antara tiga kampus konsorsium ekosistem kemitraan DIY dengan dunia usaha dan dunia industri, dilanjutkan dengan sharing session antara mitra industri dan pendidikan vokasi. 

Dari seluruh rangkaian kegiatan dari program tersebut akan menjadi masukan ke pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten/kota. Dengan begitu, juga diharapkan dapat dimunculkan suatu kebijakan dalam rangka menyiapkan dan mengembangkan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi masing-masing daerah, khususnya DIY. 

"Nanti dari hasil ini akan kita summary-kan dan kita berikan masukan kepada Pemerintah Provinsi DIY, termasuk kabupaten/kota," ungkap Wiryanta.

Tim Pakar Direktorat Kemitraan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri Kemendikbudristek, Dewi Yanti Liliana mengatakan, Program Penguatan Ekosistem Kemitraan untuk Pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daerah ini tidak hanya digelar di DIY. Namun program ini juga digelar serentak di 20 wilayah di Indonesia. 

"Secara nasional ditugaskan 20 wilayah, DIY salah satunya untuk membentuk konsorsium perguruan tinggi vokasi yang anggotanya ada tiga (perguruan tinggi) di DIY,” kata Dewi. 

Melalui program yang diisi dengan berbagai kegiatan tersebut, diharapkan dapat membawa dampak secara nasional. Dikatakan Dewi, output dari program ini juga diharapkan dapat memunculkan kebijakan secara nasional, tidak hanya di daerah.  

"Kegiatan secara serentak ini diharapkan dapat membawa dampak secara nasional. Output di pertama ini berupa policy paper tentang workforce planning, ketenagakerjaan, dan innovation planning yang akan menjadi rekomendasi kebijakan, baik di tingkat daerah, makanya kita menggandeng pemprov dan ditarik ke skala nasional," kata Dewi. 

"Jadi sifatnya bottom up, jadi kita memotret 20 wilayah yang tadi coverage-nya seluruh Indonesia akan menjadi rekomendasi nasional. Ini bottom up, jadi akan lebih spesifik berdasarkan kebutuhan masing-masing wilayahnya, dan berdasarkan potensi daerah,” lanjut Dewi. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement