Jumat 20 Sep 2024 10:56 WIB

AKPRIND Kembangkan Teknologi Penciptaan Robot di Kalurahan Gilangharjo Bantul

Kalurahan Gilangharjo saat ini menjadi pusat kerajinan kreatif.

Universitas AKPRIND Indonesia berinisiasi menyelenggarakan program pemberdayaan berbasis masyarakat dengan skim Inovasi Teknologi Tepat Guna Robotika dan Rekayasa lingkungan. Program ini merupakan hibah dari Direktorat Riset, Teknologi dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM), Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.
Foto: Humas AKPRIND
Universitas AKPRIND Indonesia berinisiasi menyelenggarakan program pemberdayaan berbasis masyarakat dengan skim Inovasi Teknologi Tepat Guna Robotika dan Rekayasa lingkungan. Program ini merupakan hibah dari Direktorat Riset, Teknologi dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM), Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sektor ekonomi kreatif robotika dan mekanisasi selama ini merupakan hal yang sangat penting bagi sumber pertumbuhan ekonomi di Padukuhan Kauman, Kalurahan Gilangharjo, Kapanewon Pandak, Kabupaten Bantul, DIY. Hal itu dikarenakan adanya industri pembuatan robot yang dapat menyerap tenaga kerja dari sekeliling industri.

Kalurahan Gilangharjo saat ini menjadi pusat kerajinan kreatif karena adanya sektor ekonomi kreatif robotika yang diharapkan menjadi peluang investasi daerah. Kalurahan Gilangharjo dinilai dapat menjadi Centre of Excellence (pusat keunggulan) untuk industri kreatif daerah karena menjadi penggerak di sektor kreatif lainnya karena memanfaatkan limbah dari komponen kendaraan bermotor bekas menjadi bahan baku.

Melihat fenomena tersebut, Universitas AKPRIND Indonesia berinisiasi menyelenggarakan program pemberdayaan berbasis masyarakat dengan skim Inovasi Teknologi Tepat Guna Robotika dan Rekayasa lingkungan. Program ini merupakan hibah dari Direktorat Riset, Teknologi dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM), Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Adapun kelompok skema pemberdayaan berbasis masyarakat ini diketuai Dr. Samuel Kristiyana, S.T., M.T. dan beranggotakan Catur Iswahyudi, S.Kom, S.E., M.Cs, MTA dan Beny Firman, ST., M.Eng. 

"Tujuan program yang dilakukan adalah untuk mempercepat pembangunan ekonomi masyarakat secara Green Circular Economy dan penerapan teknologi tepat guna dan penggunaan barang bekas yang juga untuk mencapai Indikator Kinerja Utama (IKU) 2, 3, 5 dan 7," kata Samuel Kristiyana dalam siaran pers kepada Republika, Jumat (20/9/2024).

photo
Universitas AKPRIND Indonesia berinisiasi menyelenggarakan program pemberdayaan berbasis masyarakat dengan skim Inovasi Teknologi Tepat Guna Robotika dan Rekayasa lingkungan. Program ini merupakan hibah dari Direktorat Riset, Teknologi dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM), Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. - (Humas AKPRIND)

Industri kecil Eri Studio Robot menjadi tempat pendidikan non formal dan media tumbuhnya komunitas robotika yang berbasis robotika dari kendaraan motor bekas di Kalurahan Gilangharjo. "Pada era pasar global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi begitu pesatnya seiring dengan meningkatnya tingkat akan kepuasan kebutuhan manusia terutama kebutuhan akan sarana robotika," lanjutnya.

Teknologi penciptaan robot ini terus dikembangkan oleh Eri Sudarmono yang dibantu 22 pekerja kreatifnya menciptakan kreasi seni robot sehingga terlihat lebih unik dan hidup. Robot dari bahan kendaraan motor bekas dibuat dapat bergerak dengan kreasi teknologi yang terus dikembangkannya berbasis Green Circular Economy yang merupakan unggulan riset dari Universitas AKPRIND Indonesia.

"Kehadiran karya-karya kreatif dari kendaraan motor bekas yang tidak layak pakai mengilhami para pencipta robot dan aktivis lingkungan dikarenakan barang bekas dapat bernilai guna. Kapasitas produksinya masih berkisar 10 - 25 robot, belum dapat memenuhi permintaan pasar dalam maupun luar negeri yang rata-rata 20 buah per bulannya," tuturnya.

Pemilihan teknologi pembuatan dan perakitan robot membutuhkan mesin bubut krisbow Lm 3210 ba, las MIG daiden 130, mesin cnc miling, mesin roll 4", impact wrench bosch gds 650 agar kualitas las, lekukan, pengecatan berkualitas sesuai standar industri. Sedangkan untuk aspek pemasaran masih dilakukan secara tradisional dengan menunggu pemesanan dari berbagai kalangan penyuka robotika.

"Operasi industri kecil secara keseluruhan harus menjamin sistem lingkungan, efisiensi bahan dan energi dalam pemanfaatan dan pemrosesan akan menghasilkan keunggulan kompetitif dan manfaat ekonomi sesuai dengan Riset Unggulan Universitas AKPRIND Indonesia," tutur Samuel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement