Rabu 08 Oct 2025 16:14 WIB

Didampingi AKPRIND, Besek & Kuda Lumping Ramah Lingkungan Jadi Andalan UMKM Wijaya Kusuma Art Sleman

Dukungan teknologi juga menjadi kunci sukses program ini.

Tim dosen dari Universitas AKPRIND Indonesia sukses mendampingi Kelompok UMKM Wijaya Kusuma Art dalam melakukan terobosan besar: memproduksi aneka besek dan kerajinan kuda lumping yang menggunakan bahan dan proses yang sepenuhnya berkelanjutan melalui program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Tahun 2025.
Foto: dokpri
Tim dosen dari Universitas AKPRIND Indonesia sukses mendampingi Kelompok UMKM Wijaya Kusuma Art dalam melakukan terobosan besar: memproduksi aneka besek dan kerajinan kuda lumping yang menggunakan bahan dan proses yang sepenuhnya berkelanjutan melalui program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Tahun 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, Semangat untuk menciptakan produk yang ramah lingkungan sekaligus berdaya saing global kini berhembus kencang di Kalurahan Madurejo, Sleman. Melalui program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Tahun 2025, tim dosen dari Universitas AKPRIND Indonesia sukses mendampingi Kelompok UMKM Wijaya Kusuma Art dalam melakukan terobosan besar: memproduksi aneka besek dan kerajinan kuda lumping yang menggunakan bahan dan proses yang sepenuhnya berkelanjutan.

Program inovatif ini merupakan perwujudan nyata dari komitmen perguruan tinggi dalam mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi, didukung penuh oleh pendanaan dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM), Kemendikti Sainstek. Hasilnya, kelompok UMKM yang semula menghadapi tantangan bahan baku dan pemasaran, kini memiliki brand image yang kuat sebagai penghasil “Kerajinan Bambu Ramah Lingkungan.”

Transformasi Berbasis Teknologi dan Kearifan Lokal

Ketua tim PkM, Kartinasari Ayuhikmatin Sekarjati dari Program Studi Teknologi Industri AKPRIND, menjelaskan bahwa fokus utama pendampingan ini adalah mentransformasi proses produksi secara menyeluruh, mulai dari pemilihan bahan hingga pengemasan.

"Kami melihat potensi luar biasa dari UMKM Wijaya Kusuma Art. Mereka memiliki keterampilan turun-temurun dalam menganyam bambu, namun perlu sentuhan teknologi dan perspektif keberlanjutan. Program ini tidak hanya mengajarkan cara membuat produk, tetapi juga mengedukasi tentang pentingnya mengurangi jejak karbon," ujar Kartinasari saat peresmian pusat pelatihan kelompok di Madurejo.

Pendampingan ini mencakup beberapa aspek krusial. Dalam produksi besek ramah lingkungan, tim AKPRIND memberikan pelatihan tentang teknik pengawetan bambu alami yang tidak menggunakan bahan kimia berbahaya, sehingga besek menjadi lebih tahan lama tanpa mencemari makanan yang dikemas di dalamnya. Besek ini diposisikan sebagai alternatif wadah makanan pengganti plastik yang ideal untuk acara besar dan katering. Sementara itu, untuk kerajinan Kuda Lumping, inovasi ditekankan pada penggunaan cat dan pewarna organik yang aman bagi kulit dan lingkungan, menggantikan cat sintetis yang seringkali mengandung logam berat.

Sentuhan Inovasi Teknik dan Pemasaran Digital

Dukungan teknologi juga menjadi kunci sukses program ini. Aji Pranoto dari Program Studi Teknologi Mesin AKPRIND, yang bertindak sebagai anggota tim, fokus pada perbaikan efisiensi alat produksi. "Kami melakukan modifikasi sederhana pada alat pengirat dan pembelah bambu. Tujuannya adalah mempercepat waktu produksi tanpa mengurangi kualitas dan presisi hasil anyaman," jelas Aji.

photo
Tim dosen dari Universitas AKPRIND Indonesia sukses mendampingi Kelompok UMKM Wijaya Kusuma Art dalam melakukan terobosan besar: memproduksi aneka besek dan kerajinan kuda lumping yang menggunakan bahan dan proses yang sepenuhnya berkelanjutan melalui program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Tahun 2025. - (dokpri)

Peningkatan efisiensi ini memungkinkan UMKM Wijaya Kusuma Art untuk menerima pesanan dalam jumlah besar, terutama menjelang hari raya dan musim hajatan, yang merupakan puncak permintaan besek. Tak kalah penting, aspek pemasaran dan branding digital digarap oleh anggota tim, Prita Haryani dari Program Studi Informatika AKPRIND. Prita dan timnya melatih anggota UMKM untuk memanfaatkan platform digital.

"Kerajinan ramah lingkungan memiliki nilai jual yang tinggi di pasar daring. Kami membantu mereka membangun media sosial, membuat katalog digital yang menarik, serta mengajarkan teknik fotografi produk sederhana. Dengan branding yang tepat—menekankan kata 'hijau' dan 'alami'—produk mereka kini menembus pasar yang lebih luas, bahkan pesanan dari luar pulau Jawa mulai berdatangan," kata Prita dengan antusias.

Dampak Nyata dan Dukungan Pemerintah Lokal

Keberhasilan program PkM ini diharapkan dapat menjadi model bagi UMKM lain di Sleman untuk mengadopsi praktik bisnis yang berkelanjutan. Transformasi ini membuktikan bahwa inovasi dan kepedulian lingkungan dapat berjalan beriringan dengan peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Saridi, Ketua Kelompok UMKM Wijaya Kusuma Art, mengungkapkan rasa syukurnya.

"Dulu, kami hanya mengandalkan pesanan dari tetangga dan pasar lokal. Sekarang, kami punya katalog, tahu cara memproses bambu tanpa bahan kimia, dan yang paling penting, omzet kami naik 50% dalam tiga bulan terakhir. Kami sangat berterima kasih kepada Ibu Kartina dan tim AKPRIND yang sudah memberikan ilmu, peralatan, dan semangat baru bagi kami. Ini adalah lompatan besar menuju UMKM modern," tuturnya.

Dukungan serupa datang dari pemerintah setempat. H. Sumadi, Lurah Kalurahan Madurejo, menyambut baik inisiatif ini. "Program pendampingan dari AKPRIND ini sangat membantu upaya kami dalam memajukan perekonomian desa. Dengan adanya produk kerajinan yang inovatif dan ramah lingkungan seperti besek dan kuda lumping ini, citra Madurejo sebagai sentra kerajinan bambu akan semakin kuat. Kami berharap kolaborasi semacam ini dapat terus berlanjut demi kemandirian dan kesejahteraan warga," kata Lurah Sumadi.

Ucapan Terima Kasih Institusional

Pada akhir laporan program, Kartinasari Ayuhikmatin Sekarjati mewakili seluruh tim menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya. "Kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Universitas AKPRIND Indonesia, yang telah memberikan dukungan fasilitas dan kebijakan yang memungkinkan dosen-dosennya mendedikasikan ilmu untuk masyarakat. Kami juga menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang tak terhingga kepada Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM), Kemendikti Sainstek, atas kepercayaan dan dana Program Pemberdayaan Masyarakat Tahun 2025 yang telah diberikan. Pendanaan ini adalah pilar utama yang memungkinkan ide dan inovasi ini terwujud menjadi dampak nyata bagi UMKM Wijaya Kusuma Art," tutupnya.

Inisiatif AKPRIND, dukungan Kemendikti Sainstek, dan partisipasi aktif masyarakat Madurejo telah menempatkan Kalurahan ini sebagai contoh sukses sinergi akademisi dan masyarakat dalam menciptakan 'Pengusaha Hijau' yang berorientasi pada keberlanjutan dan kemandirian ekonomi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement