Selasa 05 Nov 2024 14:35 WIB

Rektor hingga Mahasiswa Berpuisi dan Bermusik Bersama pada UIISorenyastra #5

Beberapa penulis puisi juga diundang untuk membacakan karyanya.

Rep: Sabicha Ulinnuha/Zahra Yumna Nasriyani/ Red: Fernan Rahadi
Rektor UII Fathul Wahid membacakan puisi dalam acara UIISorenyastra #5 yang dilaksanakan di Rumah Kaca Embung UII pada Senin (4/11/2024).
Foto: Sabicha Ulinnuha
Rektor UII Fathul Wahid membacakan puisi dalam acara UIISorenyastra #5 yang dilaksanakan di Rumah Kaca Embung UII pada Senin (4/11/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Embun Kalimasada Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menggelar pembacaan puisi dalam acara UIISorenyastra #5 yang dilaksanakan di Rumah Kaca Embung UII pada Senin (4/11/2024). Acara menampilkan pembacaan karya puisi dari dosen, tenaga kependidikan, serta mahasiswa bertema “Beragama dengan Gembira”.

Kegiatan dihadiri dan dibuka oleh Rektor UII, Fathul Wahid, serta diisi dengan pembacaan lebih dari 10 puisi yang telah dikumpulkan kepada tim Embun Kalimasada UII. Acara ini juga mengundang dosen dan dihadiri oleh mahasiswa dari beberapa kampus di Yogyakarta.

Beberapa puisi yang dibacakan yaitu Asal Jangan Lupakan Tuhan karya Nindi Faniwulan, Dekapan Tangan Tuhan karya Dea Apriliani, Dukamu Gembiramu Ada Aku karya Ikrom Mustofa, Dibalik Gemerlap Menemukan Dia karya Iin Warlina, dan lain sebagainya.

Beberapa penulis puisi juga diundang untuk membacakan karyanya seperti Muhammad Mizan Habibi dengan karya berjudul Bergembira Hehehe, Zaky Taslim dengan karya berjudul Jubah Putih, dan Murni Engga Sanubari dengan karyanya Tawa Ria Raya.

"Dari SD sebenernya sudah suka baca puisi tapi baca aja, jadi baru bikin dari SMP. Seneng banget karena bisa baca puisi di depan banyak orang dan tadi juga nerjang hujan deras jadi kaya terbayar lunas aja gitu rasanya,” ujar Murni.

Selain itu, terdapat musikalisasi puisi yang dibawakan oleh anggota Teater Eska mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Yosa dan Tedi. Yosa mengatakan adanya acara ini sebagai bentuk ruang diskusi dan ruang karya yang harus dilestarikan.

"Karena mungkin sekarang sudah agak jarang ya kegiatan seperti ini di kampus-kampus. Apalagi dihadiri langsung oleh rektor dan dosen-dosen, jadi kesannya kan kaya lebih intim," kata Yosa.

Acara ditutup dengan pembacaan puisi oleh Rektor UII Fathul Wahid dan ungkapan dukungan penuh atas berjalannya acara ini. "Karena ini adalah kegiatan budaya, jadi bebas saja boleh sampai waktu isya dan saya akan tetap duduk di sini," ungkap Fathul.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement