Rabu 06 Nov 2024 07:28 WIB

Program Kosabangsa Amikom-Akprind Maksimalkan Potensi Pariwisata di Bleberan Gunungkidul

Pengelolaan air bersih adalah isu krusial yang harus mendapatkan perhatian serius.

Universitas Amikom Yogyakarta dan Universitas Akprind Indonesia menjadi perguruan tinggi pelaksana dan pendamping program Kosabangsa 2024. Kegiatan ini didukung dan didanai oleh Kemendibud dengan tanggal kontrak Induk 6/09/2024, nomor kontrak induk 009/E5/PG.02.00/KOSABANGSA/2024, tanggal kontrak turunan 10/09/2024 dan nomor kontrak turunan 2615.2/LL5-INT/AL.04/2024.
Foto: dokpri
Universitas Amikom Yogyakarta dan Universitas Akprind Indonesia menjadi perguruan tinggi pelaksana dan pendamping program Kosabangsa 2024. Kegiatan ini didukung dan didanai oleh Kemendibud dengan tanggal kontrak Induk 6/09/2024, nomor kontrak induk 009/E5/PG.02.00/KOSABANGSA/2024, tanggal kontrak turunan 10/09/2024 dan nomor kontrak turunan 2615.2/LL5-INT/AL.04/2024.

REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNGKIDUL -- Desa Bleberan di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, memiliki potensi besar dalam sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Salah satu aset utamanya adalah Sungai Oyo, yang menawarkan keindahan alam dan potensi edukasi yang luar biasa.

Namun, untuk memaksimalkan potensi besar tersebut, diperlukan strategi pemasaran digital yang efektif guna meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan air bersih yang dikelola oleh kelompok Pengelola Air Bersih (PAB) Sejahtera Bleberan dan mempromosikan wisata edukasi di Sungai Oyo yang dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis).

Dalam meningkatkan potensi tersebut terdapat beberapa permasalahan, seperti, kapasitas SDM, pengembangan insftarustur dan fasilitas wisata (fasilitas umum, fasilitas penunjang dan pengembangan Lokasi wisata yang menarik) serta peningkatan pemasaran digital.

Melalui program Kosabangsa tahun 2024, Universitas Amikom Yogyakarta menjadi perguruan tinggi pelaksana yang diketuai oleh Prof. Dr. Ema Utami, S.Si., M.Kom. dan beranggotakan Yusuf Amri Amrullah, S.E., M.M. serta Gardyas Bidari Adninda, S.T., M.A. dan Universitas Akprind Indonesia sebagai pendamping yang diketuai oleh Dr. Suwanto Suharjo ,S.Si., M.Kom. dan beranggotakan Catur Iswahyudi, S.Kom., S.E., M.Cs., MTA. serta Purnawan, S.T., M.Eng., C.WS. Kegiatan ini didukung dan didanai oleh Kemendibud dengan tanggal kontrak Induk 6/09/2024, nomor kontrak induk 009/E5/PG.02.00/KOSABANGSA/2024, tanggal kontrak turunan 10/09/2024 dan nomor kontrak turunan 2615.2/LL5-INT/AL.04/2024.

Seperti diketahui, wisata saat ini juga menjadi tantangan secara nasional maupun internasional. Dengan dorongan pemerintah dalam mengembangkan pariwisata dan diberikan kemudahan dalam mengakses pendanaan maupun program-program yang diberikan, maka banyak bermunculan wisata-wisata baru sejenis. Dan dari Desa Bleberan perlu adanya peningkatan kapasitas dari berbagi sisi untuk meningkatkan potensi yang sudah ada. Peningkatan ini berdasarkan permasalahan yang ditemukan oleh tim Kosabangsa.

"Potensi yang dimiliki oleh Desa Bleberan ini dapat mengangkat ekonomi kreatif desa dan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat secara umum," ujar Prof Ema Utami dalam siaran persnya.

Menurut Prof Ema, pengelolaan air bersih adalah isu krusial yang harus mendapatkan perhatian serius. Air bersih tidak hanya penting untuk kesehatan masyarakat, tetapi juga untuk keberlanjutan lingkungan dan ekonomi lokal.

"Sungai Oyo, sebagai salah satu sumber air utama di Desa Bleberan, harus dijaga kebersihannya agar dapat terus memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar," katanya.

photo
Universitas Amikom Yogyakarta dan Universitas Akprind Indonesia menjadi perguruan tinggi pelaksana dan pendamping program Kosabangsa 2024. Kegiatan ini didukung dan didanai oleh Kemendibud dengan tanggal kontrak Induk 6/09/2024, nomor kontrak induk 009/E5/PG.02.00/KOSABANGSA/2024, tanggal kontrak turunan 10/09/2024 dan nomor kontrak turunan 2615.2/LL5-INT/AL.04/2024. - (dokpri)

Prof Ema memaparkan, sungai Oyo tidak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga potensi sebagai destinasi wisata edukasi. Wisata edukasi ini dapat mencakup kegiatan seperti pengamatan ekosistem sungai, belajar tentang flora dan fauna lokal, serta memahami pentingnya konservasi air.

"Dengan demikian, wisatawan tidak hanya menikmati keindahan alam, tetapi juga mendapatkan pengetahuan yang berharga," katanya.

Prof Ema menekankan, pemasaran digital tidak hanya bermanfaat untuk meningkatkan kesadaran akan pengelolaan air bersih dan wisata edukasi, tetapi juga dapat mengangkat ekonomi kreatif di Desa Bleberan. Produk-produk lokal seperti kerajinan tangan, makanan khas, dan produk kreatif lainnya dapat dipromosikan melalui platform digital. E-commerce dan media sosial dapat menjadi sarana efektif untuk menjangkau pasar yang lebih luas.

"Dengan strategi pemasaran digital yang tepat, produk-produk kreatif dari Desa Bleberan dapat dikenal oleh lebih banyak orang, baik di tingkat nasional maupun internasional. Hal ini tidak hanya meningkatkan pendapatan masyarakat lokal, tetapi juga memperkuat identitas budaya dan kreativitas desa," katanya.

Berdasarkan temuan di lapangan bahwa terdapat pemasaran digital yang belum optimal, maka salah satu program tim yaitu tentang pelatihan pemasaran digital dirasa sangat perlu untuk dilakukan. Salah satu penekanan dalam pemasaran digital yaitu perlu adanya tim yang mengelola bagian digital, atau jika sudah ada perlu ditingkatkan kompetensinya dan diberikan kesadaran tentang pentingnya pengelolaan digital diera sekarang ini, di mana persaingan sudah tidak hanya skala nasional tapi juga skala internsional dalam mendatangkan wisatawan ke daerah. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemasaran digital yaitu Pembuatan Konten Berkualitas, Optimalisasi SEO, Media Sosial, dan Analisis Data.

Hasil pelatihan ini yaitu pembuatan dan pendampingan website serta media sosial untuk Pokdarwis dan PAB Sejahtera Desa Bleberan. Dalam website akan diberikan informasi terkait dengan wisata edukasi yang ada di Sungai OYO serta perkembangannya dari setiap tahapan yang sudah dilakukan.

"Selain itu juga akan diberikan informasi terkait dengan pengelolaan air bersih dan kebermanfaatanya untuk warga masyarakat Desa Bleberan. Sehingga media informasi ini akan membantu para stakeholder dalam memantau atau bahkan membantu meningkatkan pemasaran," tutup Prof Ema.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement