Kamis 19 Dec 2024 16:00 WIB

Antisipasi Lonjakan Wisatawan, Dispar Yogya Siapkan TIS

Puncak kunjungan wisatawan diperkirakan akan terjadi pada akhir tahun.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Karta Raharja Ucu
Wisatawan menghabiskan waktu senja di kawasan wisata Titik Nol Yogyakarta, Senin (3/7/2023). Kawasan Titik Nol Yogyakarta dipadati wisatawan saat senja saat musim liburan sekolah. Di sini sebagai tempat istirahat bagi wisatawan usai berjalan-jalan di Malioboro.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Wisatawan menghabiskan waktu senja di kawasan wisata Titik Nol Yogyakarta, Senin (3/7/2023). Kawasan Titik Nol Yogyakarta dipadati wisatawan saat senja saat musim liburan sekolah. Di sini sebagai tempat istirahat bagi wisatawan usai berjalan-jalan di Malioboro.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Lonjakan kunjungan wisatawan diperkirakan akan terjadi selama masa libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru) di Kota Yogyakarta. Dinas Pariwisata (Dispar) menyebut, puncak kunjungan wisatawan diperkirakan akan terjadi pada akhir tahun.

Untuk itu, Dispar Kota Yogyakarta memfasilitasi wisatawan dengan layanan Tourist Information Service (TIS). Sekretaris Dispar Kota Yogyakarta, Muh Zandaru Budi Purwanto mengatakan, layanan ini akan beroperasi mulai 22 Desember 2024 hingga 1 Januari 2025 nanti.

Layanan ini diberikan dengan membuat posko TIS di sejumlah lokasi strategis atau yang menjadi pusat keramaian. Mulai dari kawasan Malioboro tepatnya di depan Plaza Malioboro, dan sisi timur Museum Sonobudoyo.

“TIS bertujuan untuk memberikan pelayanan optimal kepada wisatawan agar merasa nyaman, aman, dan mendapatkan informasi yang jelas selama berlibur di Kota Yogyakarta,” kata Zandaru.

Dalam pelaksanaannya, layanan TIS ini dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak. Mulai dari Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI), Mas dan Mbak Kampung Wisata yang baru saja terpilih, serta bekerja sama dengan perangkat daerah lain seperti Dinas Perhubungan, Satpol PP, dan Dinas Kesehatan.

Selain itu, Dinas Pariwisata juga memastikan komunikasi intensif dengan perangkat daerah lainnya, dan komunitas terkait agar momen libur tidak dimanfaatkan untuk tindakan merugikan wisatawan, seperti nuthuk atau menaikkan harga secara tidak wajar. “Pariwisata tidak bisa berjalan sendiri. Kita melibatkan stakeholder dari unsur pentahelix, juga masyarakat melalui kampung wisata, generasi muda seperti Mas dan Mbak, serta media. Dengan kerja sama ini, kita optimis pariwisata Yogyakarta akan semakin maju,” ungkap Zandaru.

Zandaru menyebut, kedepan Kota Yogyakarta berkomitmen untuk mendorong quality tourism. Hal ini dengan menarik wisatawan berkualitas yang tidak hanya berkunjung, tetapi juga memberi dampak positif bagi ekonomi, dan keberlanjutan pariwisata di Kota Yogyakarta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement