Selasa 18 Nov 2025 21:27 WIB

Kerugian Ekonomi Akibat Rob di Pantura Jateng Tembus Rp1,2 Triliun

Penyumbang terbesar kerugian sebagian besar adalah dari hilangnya mata pencaharian.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Karta Raharja Ucu
Warga mengangkut motor menggunakan gerobak melewati genangan banjir di Desa Kawunganten, Cilacap, Jateng, Sabtu (8/10/2022). Curah hujan tinggi selama beberapa hari terakhir menyebabkan sejumlah wilayah di Kabupaten Banyumas, Cilacap, Kebumen mengalami bencana banjir dan longsor yang menyebabkan satu orang meninggal akibat tertimpa longsor.
Foto: ANTARA/Idhad Zakaria
Warga mengangkut motor menggunakan gerobak melewati genangan banjir di Desa Kawunganten, Cilacap, Jateng, Sabtu (8/10/2022). Curah hujan tinggi selama beberapa hari terakhir menyebabkan sejumlah wilayah di Kabupaten Banyumas, Cilacap, Kebumen mengalami bencana banjir dan longsor yang menyebabkan satu orang meninggal akibat tertimpa longsor.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan, nilai kerusakan dan kerugian akibat banjir rob di sepanjang Pantai Utara (Pantura) Jawa Tengah (Jateng) sejak 2014-2023 mencapai Rp1,25 triliun. Hal itu diungkap Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB, Raditya Jati, saat menghadiri rapat koordinasi kesiapsiagaan penanggulangan bencana di Gedung Gradhika Bakti Praja, Kantor Gubernur Jateng, Kota Semarang, Selasa (18/11/2025). 

"Dari kejadian 2014 sampai 2023, data yang kami dapatkan di BNPB, khusus rob Pantura, Rp1 triliun lebih selama ini kerugian yang ada," ungkap Raditya saat mempresentasikan data dan peta risiko bencana di Jateng. 

 

Menurut Raditya, angka terkait kerugian dan kerusakan akibat banjir rob di Pantura Jateng diperoleh BNPB dari perhitungan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BNPB) Jateng. Dia mengungkapkan, penyumbang terbesar kerugian sebagian besar adalah dari hilangnya mata pencaharian. 

 

"Kerugiannya kebanyakan di livelihood. Kemudian kalau kerusakan, itu biasanya tambak, adanya tanggul yang jebol, dan sebagainya. Ada perumahan juga yang kena, kantor pemerintahan kena," ucapnya. 

 

Kerugian dan kerusakan akibat rob senilai Rp1,25 triliun terbagi ke 14 kabupaten/kota di Jateng. Kabupaten Demak menjadi daerah yang mengalami kerugian dan kerusakan terbesar, yakni Rp357 miliar. Posisi selanjutnya disusul Kota Pekalongan (Rp327 miliar), Kota Semarang (Rp148 miliar), dan Kota Tegal (117 miliar). 

 

photo
Banjir yang melanda Kecamatan Karanganyar, Pejagoan dan Adimulyo di Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah, Minggu (9/11) sumber foto BPBD Kabupaten Kebumen - (BPBD)

 

Nilai kerugian dan kerusakan di daerah lainnya berada di bawah Rp100 miliar. Untuk kategori ini, Kabupaten Pati menjadi daerah yang mengalami kerugian dan kerusakan terbesar, yakni Rp77 miliar. Posisi selanjutnya ditempati Kabupaten Rembang (Rp41 miliar), Pekalongan (Rp40 miliar), Kendal (Rp37 miliar), Kudus (Rp26,9 miliar), Batang (Rp26,2 miliar), Brebes (Rp21 miliar), Kabupaten Tegal (Rp13 miliar), Jepara (Rp12 miliar), dan Kota Tegal (Rp5 miliar). 

 

Menurut Raditya, kerusakan atau kerugian skala kecil masih dimungkinkan untuk diatasi menggunakan dana desa. "Di BNPB juga ada instrumen dana hibah, rehabilitasi, dan rekonstruksi pascabencana (untuk membantu penanganan kerusakan akibat rob)," ucapnya. 

 

Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto telah mengumumkan pembentukan Badan Otorita Pengelola Pantura Jawa pada Agustus 2025 lalu. Badan tersebut bakal mengawal pembangunan tanggul laut raksasa atau giant sea wall di sepanjang Pantura Jawa. Proyek itu dinilai akan menjadi solusi banjir rob dan penurunan tanah di pesisir Pantura Jawa.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement