Ahad 09 Mar 2025 15:53 WIB
Gelora Rasa Ramadhan

Hujan tak Surutkan Semangat Peserta Telusur Rasa Ramadhan Pelajari Gastronomi Kotagede 

Peserta juga diberikan edukasi terkait budaya maupun sejarah Kotagede.

Rep: Silvy Dian Setiawan/Aisyah Khazini Rahardjo/ Red: Fernan Rahadi
Para peserta Telusur Rasa Kotagede berfoto bersama di sekitar lokasi Between Two Gates Kotagede, Yogyakarta, Sabtu (8/3/2025). Telusur Rasa Kotagede adalah event pembuka rangkaian acara Gelora Rasa 2025 yang digelar Dje Djak Rasa berkolaborasi dengan Republika.
Foto: Aisyah Khazini Rahardjo
Para peserta Telusur Rasa Kotagede berfoto bersama di sekitar lokasi Between Two Gates Kotagede, Yogyakarta, Sabtu (8/3/2025). Telusur Rasa Kotagede adalah event pembuka rangkaian acara Gelora Rasa 2025 yang digelar Dje Djak Rasa berkolaborasi dengan Republika.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA — Kotagede menjadi lokasi pertama digelarnya kegiatan Telusur Rasa Ramadhan yang merupakan rangkaian dari Gelora Rasa 2025. Kegiatan berkonsep culinary walking tour yang digelar Republika dan Dje Djak Rasa ini diikuti puluhan peserta dengan menjelajahi Kotagede dan mempelajari gastronomi khas kawasan tersebut, Sabtu (8/3/2025). 

Telusur Rasa Ramadhan di Kotagede dilakukan dengan mengelilingi kawasan yang kaya heritage tersebut, mulai dari Masjid Gedhe Mataram Kotagede, Between Two Gates, hingga Lokanusa Kotagede pada sore menjelang buka puasa. 

Selama kegiatan berlangsung, peserta diberikan edukasi tidak hanya terkait budaya maupun sejarah Kotagede. Namun, peserta juga mempelajari gastronomi Kotagede, terlebih daerah di Kota Yogyakarta itu kaya akan kulinernya. 

Perjalanan pun dilengkapi dengan pemandu acara yang menceritakan budaya lokal yang masih terjaga di daerah Kotagede seperti awal mula Masjid Mataram dibangun, serta berkeliling dan membeli makanan di Pasar Pasan yang hanya ada di Bulan Ramadhan yang berlokasi di kawasan Between Two Gates, tepatnya di sisi selatan Pasar Kotagede.

“Penamaan Kotagede dibagi menjadi dua yaitu kota berasal dari bahasa Jawa yang berarti kutha dan Gede yang berarti Benteng Besar yang menjadi pusat kegiatan politik, sosial, budaya, keagamaan, dan ekonomi masyarakat Kerajaan Mataram Islam," ungkap Ratri selaku pemandu acara.

Beberapa kuliner hanya muncul dan ditemukan selama Ramadhan. Mulai dari kipo, kembang waru, legomoro, jadah manten, hingga ukel dan banjar.  

Kondisi cuaca sempat tidak mendukung dikarenakan hujan yang cukup lebat menjelang kegiatan dilakukan. Meski begitu, hujan tidak menyurutkan semangat para peserta untuk mengelilingi Kotagede dan mempelajari gastronominya. 

photo
Para peserta Telusur Rasa Kotagede sedang bersiap-siap melakukan culinary walking tour di wilayah Kotagede, Yogyakarta, Sabtu (8/3/2025). - (Republika/Silvy Dian Setiawan)

Peserta yang berasal dari berbagai daerah dan kalangan ini menggunakan payung hingga jas hujan agar dapat berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Salah satunya Irma (27 tahun) yang antusias mengikuti Telusur Rasa Ramadhan di Kotagede. Irma mengaku tertarik mengikuti kegiatan ini untuk mempelajari budaya dan sejarah Kotagede.

Meskipun orang asli Yogyakarta, namun ia baru pertama kali mengunjungi destinasi-destinasi yang menjadi titik kunjungan Telusur Rasa Ramadhan Kotagede ini. 

“Saya baru pertama kali masuk ke Between Two Gates, ternyata banyak sekali yang saya tidak tahu, tapi jadi tahu. Sejarah dan budayanya juga menjadi daya tarik tersendiri untuk dikunjungi,” kata Irma di sela-sela kegiatan. 

Irma sendiri baru pertama kali mengikuti kegiatan dengan konsep culinary walking tour ini. Ia bahkan banyak belajar terkait gastronomi Kotagede yang itu hanya dapat ditemukan selama Ramadhan. 

Tidak hanya Irma, peserta lainnya yakni Alfi juga antusias mengeksplorasi Kotagede, khususnya gastronominya. “Saya kepo ingin eksplor Kotagede,” kata Alfi. 

Alfi bahkan datang bersama empat temannya mengikuti Telusur Rasa Ramadhan di Kotagede ini. “Kita sambil ngabuburit, sambil belajar dan nyoba kuliner khas Kotagede, tapi dimakannya pas buat buka puasa,” ucap Alfi. 

Acara ini dilengkapi juga dengan lokakarya gastronomi dengan membuat menu takjil spesial khas tradisional yaitu ledre dan kolak yang diadakan oleh Lokanusa. Dilengkapi dengan games seru yang dihadirkan selama acara ini berlangsung dan adanya voucher yang diberikan.

“Mengikuti acara ini sangat bermanfaat sekali, berawal hanya jalan saja tetapi sekarang sudah memiliki pengetahuan mengenai budaya tradisional yang ada di Kotagede ini sekaligus bisa mencicipi jajanan tradisional," ungkap Dian, peserta lain.

Total ada 40 peserta yang mengikuti Telusur Rasa Ramadhan di Kotagede. Peserta berasal dari berbagai kalangan seperti mahasiswa, pelajar, hingga pekerja, bahkan juga dari berbagai daerah baik di DIY maupun di luar DIY. 

Peserta dibagi menjadi dua kelompok, dengan masing-masingnya didampingi satu storyteller dan satu runner. Selain di Kotagede, Telusur Rasa Ramadhan masih akan digelar di dua lokasi lainnya yakni di Jogokariyan pada 16 Maret dan di Kauman pada 23 Maret 2025. 

Salah satu founder Dje Djak Rasa, Annisa Rizki Astanti mengatakan, salah satu tujuan digelarnya Gelora Rasa yang termasuk Telusur Rasa Ramadhan dalam rangkaian acaranya yakni untuk mengenalkan sejarah dan budaya kuliner khas Yogyakarta. Terlebih, di Ramadhan ini banyak kuliner yang hanya muncul di bulan puasa dan tidak diketahui banyak orang. 

"Temanya terkait kuliner khas Ramadhan, karena kita ambil momentum di Ramadhan ini. Telusur Rasa misalnya, kita mencari kuliner yang itu hanya keluar di Ramadhan. Jadi misalkan di Jogokariyan itu kita mengangkat bukan makananya, tapi justru kultur Kampung Jogokariyan itu yang memang irisannya juga ke kuliner," kata Tanti. 

Selain itu, kegiatan ini juga digelar dengan semangat untuk memberikan awareness kepada masyarakat khususnya wisatawan dari luar daerah bahwa Yogyakarta juga memiliki daya tarik di Ramadhan. 

Sebab, selama ini banyak wisatawan yang berlibur ke Yogyakarta hanya pada libur panjang. Padahal, di momentum Ramadhan ini juga banyak daya tarik yang dimiliki Yogyakarta, salah satunya sejarah dan budaya kuliner Kota Gudeg ini. 

"Ramadhan ini juga punya daya tarik, punya cerita yang enggak banyak orang tahu. Lewat Gelora Rasa ini kita ingin nyoba ngasih tahu orang bahwa bulan ini ada nilainya," ucap Tanti. 

Khusus untuk kegiatan Telusur Rasa Ramadhan, digelar dengan sistem pay as you wish. Artinya, nominal yang dibayarkan peserta tidak ditentukan, namun diberikan secara sukarela sesuai dengan kesan dan pengalaman yang dirasakan atau didapatkan peserta. 

Tahun ini, Telusur Rasa Ramadhan di Kotagede di antaranya disponsori oleh Mandiri Utama Finance, Bank Syariah Indonesia (BSI), Budi Mulia Dua Culinary School, Blue Heron, Danisha Distro, Oseng Ndeso, dan Avoskin.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement