Jumat 14 Mar 2025 16:53 WIB

ITF Bawuran Beroperasi, Solusi Atasi Sampah Yogyakarta

Walkot Yogya optimistis Kota Yogya akan bebas dari sampah.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Karta Raharja Ucu
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo memberikan keterangan kepada wartawan saat meninjau salah satu depo sampah yang akan direvitalisasi. Program perombakan depo sampah ini menargetkan 14 lokasi akan selesai sebelum Lebaran 2025.
Foto: Salsabila Assani
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo memberikan keterangan kepada wartawan saat meninjau salah satu depo sampah yang akan direvitalisasi. Program perombakan depo sampah ini menargetkan 14 lokasi akan selesai sebelum Lebaran 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Intermediate Treatment Facility (ITF) Pusat Karbonasi Bawuran yang berlokasi di Kabupaten Bantul mulai diujicobakan untuk mengolah sampah pada pekan besok. ITF ini tidak hanya akan mengolah sampah di Kabupaten Bantul, tapi juga Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman. 

Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo mengatakan, beroperasinya ITF Bawuran dapat menjadi solusi dalam mengatasi persoalan sampah di wilayah DIY khususnya di Kota Yogyakarta. Hasto pun optimistis Kota Yogya akan bebas dari sampah dengan beroperasinya OTF Bawuran tersebut. 

Hasto menyebut, kemampuan Kota Yogyakarta baru mampu mengolah sampah 150 ton per hari dari total sampah yang ada yakni sebanyak 300 ton per hari. Sedangkan, ITF Bawuran dapat mengolah sampah hingga 300 ton per hari. 

"Jadi ITF Bawuran ini menjadi outlet utama bagi kami dalam mengelola sampah, karena saat ini kami hanya mampu menyelesaikan sekitar 150 ton dari total 300 ton sampah harian," kata Hasto dalam keterangannya di Yogyakarta belum lama ini. 

Hasto menyebut, beroperasinya ITF Bawuran juga sejalan dengan program 100 hari kerjanya yang fokus mengatasi permasalahan sampah di Kota Yogya. Bahkan, pihaknya menargetkan hingga Lebaran Idul Fitri 2025 nanti 14 depo sampah dari total 46 depo yang ada di Kota Yogyakarta sudah dapat dikosongkan.

"Kami sudah mulai mengosongkan depo-depo sampah yang ada di Kota Yogya. Bahkan ada depo yang akan kami tutup, seperti depo sampah Kotabaru, karena Kotabaru ini kawasan heritage. Selain itu yang akan kami tutup adalah depo sampah lempuyangan," ucap Hasto.

Sekda DIY, Beny Suharsono mengatakan, mulai dioperasikannya ITF Bawuran dapat menjadi momentum bagi DIY untuk melangkah maju dengan menerapkan desentralisasi pengelolaan sampah secara keseluruhan. Meski begitu, dalam operasional awalnya, ITF Bawuran tidak akan langsung beroperasi dengan kapasitas maksimal.

Sampah yang diolah maksimal 50 ton per hari selama uji coba hingga April mendatang. "Hal ini dilakukan untuk memastikan sistem berjalan dengan lancar sebelum mencapai kapasitas penuh. Jadi secara bertahap dulu," kata Beny.

ITF Bawuran dibangun oleh Perusahaan Umum Daerah Aneka Dharma. Direktur Perumda Aneka Dharma, Yuli Budi Sasangka mengatakan, operasional ITF Bawuran dijalankan melalui skema kerja sama operasional dengan berbagai pihak.

"Tarif pengelolaan sampah di ITF Bawuran saat ini sebesar Rp 460.000 per ton. Namun, tarif ini akan diformalkan dalam peraturan agar seragam," kata Yuli.

Sebelum dioperasionalkan, mesin incinerator tersebut telah dilakukan uji kualitas udara yang dilakukan oleh Balai Laboratorium Lingkungan DLHK DIY. Dari hasil uji ini menunjukkan Total Suspended Particulates (TSP) mencapai 231,55 mikrogram per meter kubik, sedikit di atas baku mutu 230 mikrogram per meter kubik.

"Sebelum mesin incinerator dioperasikan di Bantul, telah dilakukan uji emisi dengan hasil semua parameter berada di bawah baku mutu lingkungan," jelas Yuli. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement