REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dan Pewarta Foto Indonesia (PFI) menggelar demonstrasi menyuarakan keprihatinan dan kecaman mereka atas meningkatnya aksi kekerasan aparat terhadap pers. Unjuk rasa itu diselenggarakan bersamaan dengan aksi Kamisan di depan Mapolda Jawa Tengah (Jateng), Semarang, Kamis (17/4/2025) sore.
Selain anggota AJI dan PFI Kota Semarang serta massa aksi Kamisan, unjuk rasa di depan Mapolda Jateng juga diikuti perwakilan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Semarang. Anggota pers mahasiswa dari beberapa universitas di Semarang turut berpartisipasi dalam aksi tersebut.
Dalam aksinya, para peserta membawa sejumlah poster yang antara lain bertuliskan "Save Jurnalis", "Pecat aparat pelaku kekerasan", "Jurnalis bukan teroris", dan "Journalism is not a crime, brutality is".
Pada kesempatan itu, AJI dan PFI Kota Semarang mengundang jurnalis yang pernah mengalami aksi kekerasan oleh aparat. Mereka adalah jurnalis foto Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara, Makna Zaesar, dan jurnalis Jaringan Pemberitaan Nusantara Negeriku (JPNN), Wisnu Indra Kusuma.

Makna Zaesar mengalami kekerasan ketika tengah meliput kunjungan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit ke Stasiun Semarang Tawang pada 5 April 2025. Kala itu kepala Makna dipukul tanpa sebab oleh anggota Tim Pengamanan Protokoler Polri, Ipda Endry Purwa. "Membingungkan kenapa tiba-tiba searogan itu," kata Makna ketika menceritakan pengalamannya di hadapan massa aksi.
Karena aksi pemukulan terhadap Makna ramai diberitakan, Kapolri segera menyampaikan permintaan maaf. Ipda Endry pun menyambangi Kantor LKBN Antara Biro Jateng di Semarang pada malam hari tanggal 6 April 2025. Dia menemui Makna untuk meminta maaf.
Makna memaafkan, tapi menghendaki agar Ipda Endry tetap menjalani proses disiplin di internal Polri. "Terakhir saya mendapatkan info, dia (Ipda Endry) sedang menjalani sidang etik. Rencananya, tapi ini belum tentu benar, mungkin teman-teman nanti bisa konfirmasi langsung, itu rencananya akan dimutasikan, sudah enggak menjadi pengawal (Kapolri) lagi," kata Makna.
Dia mengimbau para jurnalis untuk tetap berhati-hati ketika melaksanakan tugasnya di lapangan. "Kita harus tetap melangkah dan menyampaikan kebenaran," ujarnya.