REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Semarang, Ahmad Syamsuddin Arief, mengatakan siap membantu keluarga almarhum Iko Juliant Junior untuk mendalami kejanggalan kematian mahasiswa Fakultas Hukum (FH) Universitas Negeri Semarang (Unnes) tersebut. Iko meninggal di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Kariadi setelah mengalami pendarahan limpa.
"Kami terbuka untuk nantinya dari keluarga maupun FH Unnes untuk bisa berkolaborasi bersama untuk melakukan investigasi lebih dalam terkait kasus ini," kata Arief saat diwawancara terkait kematian Iko, Rabu (3/9/2025).
Arief mengungkapkan, kepolisian, dalam hal ini Polda Jawa Tengah, telah menyatakan bahwa Iko meninggal setelah mengalami kecelakaan motor di Jalan Veteran, Kota Semarang. Namun terdapat pihak-pihak, termasuk Ikatan Keluarga Alumni (IKA) FH Unnes, yang masih mempertanyakan penyebab kematian Iko. Hal itu karena ditemukan luka lebam pada tubuhnya.
Menurut Arief, kronologi penyebab kematian Iko memang harus diperjelas. "Apakah ini memang bagian dari aksi yang mendapatkan tindakan represif aparat atau sebagaimana yang muncul di media bahwa si korban ini adalah korban kecelakaan murni," ujarnya.
Dia mendorong FH Unnes untuk mendalami kematian Iko. "Termasuk menuntut kepada kepolisian untuk melakukan pemeriksaan atau olah TKP secara lebih transparan untuk menunjukkan apakah ini murni kecelakaan atau ada sangkut pautnya dengan kekerasan yang dilakukan aparat," kata Arief.
IKA FH Unnes tengah mendalami kejanggalan kematian Iko Juliant Junior. Anggota Pusat Bantuan Hukum (PBH) IKA FH Unnes, Naufal Sebastian, mengungkapkan, pada Sabtu (30/8/2025) siang, Iko pergi dari rumahnya di daerah Tambakaji, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, dengan mengenakan jaket almamater kampus. Hari itu, terdapat agenda unjuk rasa di depan Mapolda Jateng yang berlokasi di Jalan Pahlawan, Kota Semarang.
"Apakah (Iko) datang untuk demo atau tidak, kami belum konfirmasi itu," ungkap Naufal ketika diwawancara, Selasa (2/9/2025).
Menurut Naufal, menjelang malam, Iko sempat pulang ke rumah. Namun sekitar pukul 23:00 WIB, almarhum pergi lagi bersama temannya menggunakan sepeda motor. "Menurut informasi yang kami terima, dia (Iko) mau nyusul teman-temannya yang pada ditangkap di Polda," ujarnya.