REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pengabdian kepada masyarakat menjadi salah satu pilar utama Tri Dharma Perguruan Tinggi. Melalui program Kuliah Kerja Nyata – Pemberdayaan Masyarakat oleh Mahasiswa (KKN-PMM), Universitas AKPRIND Indonesia kembali menunjukkan komitmennya dalam membantu masyarakat. Kali ini, sebuah inovasi berharga berhasil disalurkan kepada warga Ngleri, Playen, Gunungkidul. KKN-PMM ini berfokus pada penerapan ekonomi kreatif dan diversifikasi pangan untuk memperkuat ketahanan sandang pangan masyarakat.
Berangkat dari potensi lokal yang melimpah, khususnya komoditas ubi kayu atau singkong, tim KKN-PMM Universitas AKPRIND Indonesia merancang sebuah program yang tidak hanya mengedukasi tetapi juga memberikan dampak ekonomi berkelanjutan. Ketua Pengabdi, Samuel Kristiyana dari Universitas AKPRIND, bersama anggota tim Endang Widayati dari Universitas Gunung Kidul dan Suparni Setyowati Rahayu dari AKPRIND, melihat bahwa singkong, yang selama ini hanya diolah menjadi produk sederhana seperti tiwul atau gaplek, memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi berbagai produk bernilai jual tinggi.
"Gunungkidul dikenal sebagai lumbung singkong. Kami ingin membantu masyarakat Ngleri melihat singkong bukan hanya sebagai bahan pangan sehari-hari, tetapi juga sebagai sumber pendapatan," ungkap Samuel Kristiyana dalam sambutannya.
Ide ini disambut antusias oleh warga desa yang selama ini hanya mengandalkan hasil panen tanpa sentuhan inovasi lebih lanjut.
Pelatihan dan Penerapan Diversifikasi Pangan
Kegiatan utama KKN-PMM ini adalah serangkaian pelatihan diversifikasi pangan berbasis singkong. Tim mahasiswa mengajarkan teknik pengolahan singkong menjadi produk-produk modern yang lebih menarik dan memiliki nilai ekonomi. Pelatihan ini meliputi:
Pertama, Pembuatan Mocal (Modified Cassava Flour) di mana tim mengedukasi warga tentang cara memproduksi tepung singkong termodifikasi yang dapat digunakan sebagai pengganti tepung terigu. Mocal memiliki keunggulan bebas gluten, sehingga aman bagi penderita alergi, dan dapat diaplikasikan dalam berbagai resep kue, roti, atau mi.
Kedua, Pengolahan Singkong Menjadi Aneka Camilan, di mana warga diajarkan membuat keripik singkong dengan varian rasa (balado, keju, barbeque) dan brownies singkong yang inovatif. Inovasi ini mengubah pandangan bahwa camilan berbahan dasar singkong hanya monoton.
Ketiga, Teknik Pengemasan dan Pemasaran. Tidak hanya produksi, tim KKN-PMM juga memberikan materi tentang pengemasan produk yang menarik dan higienis. Selain itu, mereka memperkenalkan strategi pemasaran digital sederhana melalui media sosial dan platform e-commerce, membuka peluang pasar yang lebih luas bagi produk-produk lokal.

Membangun Ekonomi Kreatif dan Kemandirian Pangan
Program KKN-PMM ini tidak hanya berhenti pada pelatihan. Tim mahasiswa juga mendampingi warga dalam proses produksi hingga produk siap dipasarkan. Pendampingan ini menjadi kunci sukses karena memastikan transfer pengetahuan dan keterampilan berjalan efektif.
"Kami tidak hanya datang, melatih, lalu pergi. Kami mendampingi mereka dari nol hingga produknya siap dijual," ujar Endang Widayati, salah satu anggota tim.
Dampak langsung dari program ini sudah mulai terlihat. Beberapa ibu rumah tangga di Ngleri, yang awalnya hanya mengolah singkong untuk konsumsi keluarga, kini mulai memproduksi keripik dan brownies singkong dalam skala kecil untuk dijual. Pendapatan tambahan ini secara langsung membantu meningkatkan kesejahteraan keluarga mereka. Ucapan terima kasih pun diberikan kepada Universitas AKPRIND Indonesia, Universitas Gunung Kidul, dan DPPM Kemendiktisainstek