REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO -- Proses evakuasi dan identifikasi korban musibah runtuhnya bangunan musala di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, masih terus dilakukan hingga Rabu (1/10/2025), malam. Dari data terbaru yang diperoleh, Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur, bersama RSI Siti Hajar dan RSUD Sidoarjo, telah berhasil mengidentifikasi empat jenazah dari total lima korban meninggal dunia dalam tragedi tersebut.
Ada tiga posko DVI yang dioperasikan oleh Biddokkes Polda Jatim untuk mendukung proses identifikasi, yang terdiri dari Posko Ante-Mortem di kampus putri area pesantren, serta dua Posko Post-Mortem di RSUD Sidoarjo dan RSI Siti Hajar. Kasubbid Dokpol Biddokkes Polda Jatim, AKBP dr. Adam Bimantoro, menjelaskan proses identifikasi sudah berlangsung sejak Senin (29/9/2025).
"Sampai Rabu 1 Oktober 2025, ada empat jenazah yang berhasil teridentifikasi di Post Mortem RSI Siti Hajar," ujar dr. Adam, Rabu (1/10/2025), malam.
Jenazah pertama yang berhasil dikenali adalah Maulana Alfan Ibrahimavic (13 tahun), warga Pabean Cantian, Surabaya. Identifikasi dilakukan melalui pemeriksaan data medis visual sekunder serta properti milik korban. Selanjutnya, jenazah kedua adalah Muhammad Masudulat (14 tahun) dari kawasan Kali Kendal, Dukuh Pakis, Surabaya. Disusul oleh korban ketiga, Muhammad Soleh (22 tahun), warga Jalan Madura, Tanjung Pandan, Bangka Belitung.
"Tiga jenazah ini sudah kita serahkan ke pihak keluarga kemarin," ungkapnya.
Lihat postingan ini di Instagram