Jumat 03 Oct 2025 18:46 WIB

Bau tak Sedap Mulai Tercium dari Balik Runtuhan Bangunan Ponpes Sidoarjo

Aroma anyir menyusup di sela-sela angin yang berembus dari lokasi kejadian.

Rep: Wulan Intandari/ Red: Karta Raharja Ucu
Tim SAR gabungan mencari korban bangunan mushala yang ambruk di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (30/9/2025). Berdasarkan data Badan SAR Nasional terdapat 100 orang santri menjadi korban dalam peristiwa itu, 99 orang berhasil diselamatkan dimana delapan orang dievakuasi tim SAR gabungan dan 91 orang melakukan evakuasi mandiri setelah kejadian, sementara satu orang dilaporkan meninggal dunia.
Foto: AP Photo/Trisnadi
Tim SAR gabungan mencari korban bangunan mushala yang ambruk di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (30/9/2025). Berdasarkan data Badan SAR Nasional terdapat 100 orang santri menjadi korban dalam peristiwa itu, 99 orang berhasil diselamatkan dimana delapan orang dievakuasi tim SAR gabungan dan 91 orang melakukan evakuasi mandiri setelah kejadian, sementara satu orang dilaporkan meninggal dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO -- Aroma tak sedap mulai tercium di sekitaran lokasi reruntuhan bangunan musala tiga lantai di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jumat (3/10/2025). Bau yang diduga berasal dari jasad korban yang masih tertimbun puing bangunan juga dirasakan oleh warga sekitar. Tim SAR gabungan masih melanjutkan proses evakuasi memasuki hari kelima pascainsiden tragis pada Senin (29/9/2025) lalu.

Pantauan Republika di lokasi, aroma anyir menyusup di sela-sela angin yang berembus dari lokasi kejadian. Aktivitas keluar-masuk mobil ambulans pun mulai terlihat meningkat di sekitar area pondok, mengindikasikan adanya korban yang berhasil ditemukan dan dievakuasi dari reruntuhan.

Baca Juga

Sejauh ini, belum ada keterangan resmi terkait jumlah jasad yang berhasil diangkat pada hari kelima evakuasi. Namun, pergerakan petugas dan mobil ambulans menunjukkan adanya perkembangan dalam pencarian korban.

Salah satu petugas Basarnas yang enggan disebutkan namanya menyatakan bau tak sedap memang mulai terasa, terutama di titik-titik dekat puing bangunan. "Kalau dari gerbang ponpes, belum begitu bau. Tetapi kalau di depan banget (bangunan yang roboh -red) ya lumayan, Mbak. Apalagi bagi orang yang belum terbiasa mencium bau jasad -red)," ungkapnya.

Tak jauh dari lokasi, seorang ibu paruh baya juga menutup hidung dengan ujung kerudungnya saat lewat di sekitaran lokasi. "Sudah mulai kecium sejak kemarin malam, tapi sekarang makin terasa," ucap Nur.

Sebelumnya, Direktur Operasi Basarnas, Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo, mengatakan timnya menyadari adanya aroma tidak sedap, namun intensitasnya masih belum terlalu kuat. Di hari kelima evakuasi ini, situasi di Ponpes Al Khoziny mulai berubah.

Bukan hanya karena bau yang mulai muncul, tapi juga karena kenyataan yang perlahan disadari bahwa kemungkinan korban selamat makin kecil dari waktu ke waktu. Meski begitu, tim SAR Gabungan tetap bekerja tanpa henti.

Petugas bergantian masuk ke dalam puing-puing, berjibaku dengan debu, logam, dan bangunan yang runtuh. Proses evakuasi yang sudah menggunakan alat berat ini dilakukan dengan penuh kehati-hatian, agar diduga 59 orang yang masih terjebak di sana tidak kehilangan harapan hidup meski harapan itu kecil pasca disampaikan sudah nihil kehidupan di lokasi ambruknya musala Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo.

Sebelumnya, berdasarkan data sementara yang dirilis Tim SAR Gabungan, total 108 orang menjadi korban dalam peristiwa nahas ini. Dari jumlah tersebut, 18 korban telah berhasil dievakuasi dengan 5 orang di antaranya dinyatakan meninggal dunia.

Dugaan banyaknya korban yang masih belum ditemukan juga mendorong pihak kepolisian untuk mengambil langkah cepat. Melalui Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Polda Jawa Timur, dua rumah sakit tambahan kini disiapkan guna mempercepat proses identifikasi jenazah.

Dua rumah sakit tersebut adalah RS Bhayangkara Polda Jatim di Surabaya dan RS Bhayangkara Pusdik Porong. Keduanya ditunjuk untuk mendukung RS Siti Hajar Sidoarjo, yang sejak awal telah menjadi pusat pos ortem para korban. Penambahan fasilitas ini dilakukan karena RS Siti Hajar mulai kewalahan menangani jenazah yang masuk.

"Di sana (RS Bhayangkara Polda Jatim di Surabaya dan RS Bhayangkara Pusdik Porong -red) ada pendinginnya, es pendinginnya juga, sudah biasa menangani, dahulu pernah menangani korban pesawat AirAsia. Jadi, RS Bhayangkara di Surabaya dan RS Polri di Porong kami perintahkan untuk siap semuanya," ujar Kabid Dokkes Polda Jatim Kombes Pol Mohammad Khusnan kepada wartawan, Kamis (2/10/2025), malam.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement