REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Sejumlah sekolah jenjang SMA/SMK di Kota Semarang, Jawa Tengah mulai menggelar pendidikan tatap muka (PTM) penuh di sekolah. Kendati begitu, pembatasan kapasitas rombel masih diberlakukan.
Sejumlah sekolah penyelenggara pun menyiasatinya dengan mengatur jadwal masuk maupun jam belajar. Namun ada juga beberapa sekolah yang langsung menggelar PTM 100 persen, dengan tanpa melakukan pembatasan.
Dampaknya, sekolah yang bersangkutan diminta untuk mengevaluasi. Hal ini terungkap saat Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo melakukan sidak PTM penuh di SMAN 11 Semarang.
Di sekolah ini, siswa sudah masuk 100 pèrsen mengikuti PTM dan jam pelajaran berlangsung mulai pukul 07.00-12.00. Kendati kantin sekolah belum dibuka dan guru mengawasi protokol kesehatan ketat, gubernur meminta sekolah melakukan evaluasi.
"Tapi tadi saya melihat ada satu sekolah yang full 100 persen sekolahnya sampai pukul 12.00. Meskipun kantin masih tutup dan mereka bawa (bekal) sendiri tetapi jaraknya masih terlalu mepet," kata Ganjar di Semarang, Selasa (4/1).
Karena, lanjut gubernur, satu meja sudah diisi oleh dua siswa. Maka ia pun minta agar sekolah melakukan evaluasi PTM yang baru berlangsung selama dua hari tersebut. "Ini menjadi catatan saya dari pemantauan pelaksanaan PTM penuh di sekolah hari ini," katanya.
Terkait pelaksanaan protokol kesehatan di sekolah, gubernur melihat secara umum pelaksanaannya relatif sudah bagus. Siswa dan guru cukup disiplin dari proses awal sampai akhir pelaksaan PTM.
Meski demikian sekolah harus terus memantau aktivitas siswa selama di sekolah. Sebab ia masih melihat ada guru yang lupa melepas masker yang dilenakannya saat beraktivitas di lingkungan sekolah.
"Saya minta agar ada satgas atau pengawas internal sekolah, yang rutin berkeliling sekolah untuk mengingatkan warga sekolah, baik siswa maupun guru. "Tidak hanya mengawasi pelanggaran prokes, namun juga hal- hal kecil yang terlupakan," katanya.