REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- CEO Ingenio, dr Natanael Untario, membagi tips-tips sukses berbisnis, termasuk di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung. Ingenio merupakan platform pelatihan Ujian Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD).
Natanael mengatakan, Ingenio berdiri pada 2012 berawal dari keprihatinan terhadap tingginya angka gagal UKMPPD di Indonesia. Ia menilai, bimbingan dulu kurang maksimal karena hanya berbasis soal yang sama tanpa pemahaman mendalam.
Padahal, soal yang dikeluarkan saat ujian bisa berbeda dari latihan selama ini. Selain itu, ia mengungkapkan, ada permasalahan yang sudah menjadi rahasia umum dalam dunia perkuliahan kedokteran yang biasanya memiliki keunikan masing-masing.
Sehingga, lanjut Natanael, di Ingenio soal dan jawaban yang diajarkan biasanya dipakai ketika ujian UKMPPD nasional secara intensif dan mendalam. Langkah ini diambil sebagai salah satu usaha dalam rangka meningkatkan angka kelulusan.
"Ingenio berhasil tersebar ke puluhan kota di Indonesia karena memegang prinsip bisnis yang menawarkan solusi atas suatu permasalahan," kata Natanael di webinar Departemen Kewirausahaan Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (UII), Senin (10/1).
Ia menekankan, salah satu poin penting ada batas kompromi menjalankan sebuah usaha. Pengalamannya, ada salah seorang peserta pelatihan yang menawarkan privat sendiri dibanding mengikuti kelas biasa yang biasanya berisi sekitar 20 orang.
Per orang yang biasanya membayar Rp 4,5 juta, dia bersedia membayar Rp 90 juta demi privat, namun ditolak. Alasannya ditolak karena salah satu nilai yang Ingenio ajarkan selama pelatihan yaitu kompetitif, jadi itu tidak bisa ditawar.
Tantangan baru yang dihadapi Ingenio pandemi Covid-19 yang tidak memungkinkan kegiatan berlangsung secara luring, walau salah satu ciri Ingenio bonding dan kebersamaan. Akhirnya, tutor mengubah pelatihan ke daring dan dimaksimalkan.
"Sebuah kesempatan di tengah kesempitan, akhirnya Ingenio jauh berkembang lebih besar dari sebelumnya pada masa pandemi ini," ujar Natanael.
Dalam sebuah bisnis sangat penting mengetahui alasan dipilih pelanggan. Penting pula bagaimana mempertahankan pelanggan agar terus dipilih dan menarik pelanggan lain. Tapi, ia mengingatkan, pebisnis tidak mungkin bisa menjangkau semua pasar.
Maka itu, ia menekankan, fokuslah kepada pasar usaha yang bisa dicapai. Faktor yang juga penting diperhitungkan seorang pengusaha melek teknologi. Kini, bukan lagi 4.0, memasuki 5.0 persaingan berubah dari konvensional menuju era digital.
Menurut Natanael, revolusi industri 4.0 menggunakan kecerdasan buatan, sedangkan society 5.0 memfokuskan kepada komponen teknologi sekaligus kemanusiaan. Selain itu, ia menegaskan, satu kunci sukses dalam berbisnis tidak lain mencobanya.
"Coba dan pelajari kegagalan, kalau dua tahun masih belum berhasil baru kita boleh berhenti, sebelum itu jangan," kata Natanael.