Jumat 04 Feb 2022 19:46 WIB

PKL Direlokasi, Muncul Permasalahan di Teras Malioboro

Di Teras Malioboro 1, air hujan masuk ke area lapak PKL melalui saluran sirkulasi.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Wisatawan mengunjungi tempat baru pedagang kaki lima (PKL) Malioboro di Teras Malioboro I, Yogyakarta, Jumat (4/2/2022). Memasuki hari ke-4 menempati lokasi yang baru, lebih dari separuh lapak mulai ditempati PKL. Pengunjung dan omzet penjualan juga mulai mengalami penaikan secara perlahan. Menurut pedagang, lokasi relokasi PKL ini akan penuh pada akhir pekan ini atau saat batas terakhir pindahan pada Senin (7/2/2022). Lapak yang masih banyak belum ditempati yakni di lantai tiga dan lapak kuliner.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Wisatawan mengunjungi tempat baru pedagang kaki lima (PKL) Malioboro di Teras Malioboro I, Yogyakarta, Jumat (4/2/2022). Memasuki hari ke-4 menempati lokasi yang baru, lebih dari separuh lapak mulai ditempati PKL. Pengunjung dan omzet penjualan juga mulai mengalami penaikan secara perlahan. Menurut pedagang, lokasi relokasi PKL ini akan penuh pada akhir pekan ini atau saat batas terakhir pindahan pada Senin (7/2/2022). Lapak yang masih banyak belum ditempati yakni di lantai tiga dan lapak kuliner.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Proses relokasi pedagang kaki lima (PKL) di Malioboro sudah berjalan sejak awal Februari 2022. Berbagai permasalahan pun masih terjadi seiring dengan sudah ditempatinya lokasi baru oleh PKL yakni di Teras Malioboro 1 dan Teras Malioboro 2.

Salah satunya permasalahan yang muncul yakni saat terjadinya hujan lebat pada Kamis (3/2) kemarin yang akhirnya dikeluhkan oleh PKL yang sudah menempati lokasi tersebut. Di Teras Malioboro 1, air hujan masuk ke area lapak PKL melalui saluran sirkulasi. 

Hal ini mengakibatkan PKL harus menutup lapak dengan terpal agar barang dagangannya tidak basah. Di Teras Malioboro 2, terjadi genangan air hingga mencapai mata kaki orang dewasa dan genangan air ini juga masuk hingga ke area lapak PKL.

Kepala Dinas Koperasi dan UKM DIY, Srie Nurkyatsiwi mengatakan, masuknya air hujan ke area lapak PKL dikarenakan struktur bangunan. Pasalnya, kata Siwi, bangunan yang dipakai sebagai lokasi baru yang ditempati PKL tersebut merupakan bangunan lama Jawa yang memiliki sirkulasi udara di bagian atas bangunan.

"Memang di atas itu ada sirkulasi udara, ada atap satu dan atap dua untuk sirkulasi angin biar tidak panas," kata Siwi saat dihubungi wartawan, Jumat (4/2).

Pihaknya pun akan segera mencari solusi terkait permasalahan ini. Pihaknya juga sudah berkonsultasi dengan pihak konstruksi untuk menutup celah antara sirkulasi udara tanpa menghambat udara yang masuk ke area lapak PKL.

Meskipun begitu, Siwi mengklaim masuk air hujan hingga ke are lapak PKL ini baru terjadi kali ini. Siwi menyebut, hal ini terjadi dikarenakan terjadinya hujan ekstrem pada Rabu (3/2) kemarin.

"Kalau hujan biasa tidak kenapa-napa., kebocoran juga tidak ada. Karena hujan ekstrem saja yang disertai angin," ujar Siwi.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya (UPT PKCB) Yogyakarta, Ekwanto juga menyebut, masuknya air hujan ke area lapak baru terjadi kali ini. Ia juga mengklaim hal tersebut terjadi dikarenakan hujan ekstrem yang disertai angin kencang.

Terkait dengan genangan air di Teras Malioboro 2, Ekwanto menuturkan, karena adanya cekungan tanah di area lapak bagian tengah. Meskipun begitu, katanya, genangan air yang terjadi tidak lama dan segera surut.

Ekwanto menjelaskan, pengelola Teras Malioboro 1 dan 2 segera melakukan perbaikan. "Pasti itu (diperbaiki), kalau ada yang bocor-bocor segera ditangani," kata Ekwanto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement