Senin 13 Jan 2025 19:46 WIB

PKL Teras Malioboro 2 Mulai Tempati Lokasi Baru di Ketandan

Ada sekitar 600 PKL yang menempati kawasan Malioboro.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Karta Raharja Ucu
Pedagang kali lima (PKL) Teras Malioboro 2 menunggu proses validasi faktual langsung di sepanjang Jalan Malioboro, Yogyakarta, Rabu (22/11/2023). Langkah PKL mengadakan validasi faktual langsung ini imbas ketidakpuasan terhadap validasi data yang dilakukan oleh UPT Pengelola Kawasan Cagar Budaya untuk relokasi Teras Malioboro 2. Menurut pedagang banyak lapak siluman yang sebelumnya tidak berdagang di Jalan Malioboro, namun memiliki lapak di Teras Malioboro 2. Pada validasi faktual langsung ini, paguyuban mencocokkan data pemilik di lokasi lapak terdahulu sebelum direlokasi pada jalur pedesterian Malioboro. Hasilnya ini nanti akan dicocokkan dengan hasil validasi oleh Pansus Pengawasan Relokasi Malioboro dari UPT Pengelola Kawasan Cagar Budaya.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Pedagang kali lima (PKL) Teras Malioboro 2 menunggu proses validasi faktual langsung di sepanjang Jalan Malioboro, Yogyakarta, Rabu (22/11/2023). Langkah PKL mengadakan validasi faktual langsung ini imbas ketidakpuasan terhadap validasi data yang dilakukan oleh UPT Pengelola Kawasan Cagar Budaya untuk relokasi Teras Malioboro 2. Menurut pedagang banyak lapak siluman yang sebelumnya tidak berdagang di Jalan Malioboro, namun memiliki lapak di Teras Malioboro 2. Pada validasi faktual langsung ini, paguyuban mencocokkan data pemilik di lokasi lapak terdahulu sebelum direlokasi pada jalur pedesterian Malioboro. Hasilnya ini nanti akan dicocokkan dengan hasil validasi oleh Pansus Pengawasan Relokasi Malioboro dari UPT Pengelola Kawasan Cagar Budaya.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pedagang kaki lima (PKL) Teras Malioboro 2 sudah mulai menempati lokasi baru di Ketandan, Kota Yogyakarta, Selasa (7/1/2025). Ada sekitar 600 PKL yang menempati kawasan tersebut setelah direlokasi dari kawasan Malioboro.  

PKL Teras Malioboro 2 yang direlokasi menempati dua lokasi baru yakni di Ketandan dan di Beskalan. Saat ini, baru Ketandan yang ditempati pedagang, dan nantinya akan dilanjutkan dengan dengan relokasi PKL lainnya ke Beskalan.

“TM (Teras Malioboro) Ketandan ada 605 pedagang (yang direlokasi), sementara sisanya nanti di Beskalan, sesuai kontrak awal dan undian lapak yang sudah dilakukan beberapa waktu lalu secara transparan,” kata Kepala Dinas Koperasi dan UKM DIY, Srie Nurkyatsiwi.

Relokasi pedagang ini dilakukan secara bertahap. Pihaknya menargetkan seluruh pedagang sudah menempati dua lokasi baru tersebut pada pertengahan Januari 2025. “Pertengahan Januari 2025 harapannya proses pemindahan sudah selesai,” ucap Siwi.

Siwi menuturkan, kedua lokasi baru tersebut sudah siap dari segi tempat. Bahkan, ada bagian yang hanya tinggal dibersihkan lapaknya oleh masing-masing pedagang.

“Termasuk fasilitas listrik, air, toilet, mushala, dan area publik seperti ampiteater yang berada di tengah (sudah siap),” jelas Siwi.

Kawasan Malioboro yang menjadi bagian dari Sumbu Filosofi, tidak lepas dari sejumlah aspek. Baik itu aspek budaya, ekonomi, sosial, dan pariwisata, sehingga kehadiran Teras Malioboro menjadi ekosistem akan hal tersebut.

Untuk itu, pihaknya berharap kehadiran dua lokasi baru ini membuat kawasan tersebut lebih tertata, dan mensejahterakan pedagang. Siwi juga menuturkan, pihaknya terbuka untuk menerima masukan ataupun saran untuk optimalisasi kehadiran dan fungsi dari dua lokasi baru tersebut sebagai sebuah ekosistem budaya, ekonomi, dan pariwisata.

“Tentu ini semua prosesnya bertahap, untuk itu kami terbuka menerima masukan yang membangun supaya TM bisa berjalan optimal,” ungkap Siwi.

Kepala UPT Pengelola Kawasan Cagar Budaya Kota Yogyakarta, Ekwanto mengatakan, para pedagang sudah bisa memindahkan barangnya di Ketandan sesuai nomor lapak yang telah diterima saat proses undian di akhir Desember 2024 lalu. Di lokasi tersebut sudah disiapkan lapak baru untuk pedagang, sehingga hanya perlu membawa barang dagangannya saja. Seluruh fasilitas, kata Ekwanto, sudah disiapkan, termasuk rak ataupun gantungan.

“Semuanya gratis. Tempat baru tentunya semua akan berubah menjadi baru, termasuk harapan baru bagi penghasilan pedagang, semoga lebih meningkat, dan semua menuju kesejahteraan yang lebih baik," kata Ekwanto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement