REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota Yogyakarta akan mempertimbangkan situasi COVID-19 sebagai dasar untuk menentukan akan memperpanjang pembelajaran daring atau kembali menyelenggarakan pembelajaran tatap muka di sekolah.
"Perkembangan kasus COVID-19 ini sangat situasional. Apakah pekan depan sudah bisa pembelajaran tatap muka atau belum, semua tergantung kondisi kasus," kata Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi di Yogyakarta, Jumat (11/3/2022).
Menurut dia, aktivitas sekolah di Kota Yogyakarta tidak hanya melibatkan warga kota tersebut tetapi ada pula siswa maupun guru dan karyawan sekolah yang berasal dari kabupaten lain di DIY. Oleh karena, lanjut Heroe, Pemerintah Kota Yogyakarta akan sangat berhati-hati dalam mengambil kebijakan untuk menentukan mekanisme pembelajaran.
"Ketika kasus mengalami kenaikan, maka yang harus dilakukan adalah menarik rem untuk membatasi berbagai kegiatan dan interaksi di masyarakat. Termasuk kegiatan pembelajaran di sekolah," katanya.
Sejak 1 Maret, Kota Yogyakarta memutuskan untuk menggelar pembelajaran daring secara penuh. Kebijakan tersebut berakhir pada Senin (14/3) dan akan kembali dievaluasi. "Dalam sepekan terakhir, kasus COVID-19 memang menunjukkan kecenderungan penurunan. Tetapi, sekali lagi kita tidak boleh abai," katanya.
Sebagai kota pariwisata selain kota pelajar, lanjut Heroe, Kota Yogyakarta juga menerima wisatawan dari banyak daerah terlebih saat ini sudah tidak ada kewajiban pelaku perjalanan untuk melakukan tes antigen atau PCR jika sudah menjalani vaksinasi dosis lengkap dan booster. "Kondisi ini juga menjadi pertimbangan kami. Karena mungkin saja ada orang tanpa gejala yang kemudian berinteraksi dengan warga Kota Yogyakarta dan menularkan virus sehingga kasus kembali meningkat," katanya.
Pada Jumat (11/3) terdapat tambahan 107 kasus baru COVID-19 di Kota Yogyakarta dengan 552 pasien sembuh atau selesai menjalani isolasi dan tidak ada pasien meninggal dunia. Dengan demikian, hingga saat ini terdapat 2.282 kasus aktif di Kota Yogyakarta atau turun dibanding Kamis (10/3) dengan 2.730 kasus aktif.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Yogyakarta Budhi Asrori berharap kegiatan pembelajaran tatap muka tetap bisa dilakukan terbatas khusus untuk siswa kelas akhir, kelas 6 SD dan 9 SMP.
Pembelajaran tatap muka terbatas untuk siswa kelas akhir tersebut diharapkan dapat meningkatkan persiapan siswa menghadapi asesmen standarisasi pendidikan daerah (ASPD) pada Mei.