REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- TPST Piyungan sudah diblokir selama lima hari oleh warga setempat sejak 7 Mei 2022 lalu. Selama pemblokiran, terjadi penumpukan sampah di Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul.
Sekda DIY, Kadarmanta Baskara Aji mengatakan, TPST Piyungan sudah dapat kembali beroperasi pada Kamis (12/5) besok.
Keputusan dibukanya kembali TPST Piyungan didapat dari rapat koordinasi yang digelar Pemda DIY bersama dengan warga setempat, Rabu (11/5) ini.
"Kita punya kesepakatan bersama, ternyata kita bisa menyamakan persepsi, kalau selama ini beda persepsi ternyata hanya komunikasi kita yang kurang lancar. Kita sepakati bersama bahwa mulai besok pagi TPST Piyungan sudah bisa digunakan lagi," kaya Aji di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Rabu (11/5).
Aji menyebut, tidak ada pemaksaan yang dilakukan kepada masyarakat untuk membuka kembali TPST Piyungan. Masyarakat disebut secara sukarela untuk membuka kembali kawasan tersebut berdasarkan kesepakatan bersama.
"Pak Lurah dan warga sudah sepakat untuk membuka secara sukarela, tidak ada yang memaksa untuk membuka l, karena warga juga memahami kepentingan wagra di DIY," ujar Aji.
Terjadinya aksi maupun pemblokiran selama ini di TPST Piyungan, dinilai Aji karena komunikasi yang tidak lancar dengan masyarakat. Kedepan, katanya, akan dilakukan komunikasi secara terus-menerus agar tidak terjadi kembali penutupan akses ke TPST Piyungan oleh warga.
"Kebutuhannya kita akan lakukan komunikasi terus-menerus kalau ada hal-hal yang perlu kita lakukan, tidak perlu terjadi lagi (pemblokiran) seperti ini. Komunikasi itu kuncinya," tambah Aji.
Lurah Sitimulyo, Kabupaten Bantul, Juweni juga mengatakan, bahwa terjadinya pemblokiran akses ke TPST Piyungan oleh warga dikarenakan komunikasi yang tidak lancar. Menurutnya, pemblokiran maupun aksi yang dilakukan oleh warga dikarenakan kurangnya sosialisasi terhadap warga setempat terhadap apa yang dilakukan oleh pemerintah di TPST Piyungan.
"Selama ini sering terjadi aksi-aksi dan pertemuan kali ini sangat memuaskan. Karena (diskusi) dari warga dan pemprov bisa berjalan (dengan baik) dan bisa menghasilkan hasil yang bagus. Ada kesepahaman dan kesepakatan, semoga hasil pembicaraan nanti membawa hasil yang lebih baik," kata Juweni.