REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta melalui Direktorat Pengembangan dan Pembinaan Kewirausahaan/Simpul Tumbuh (DPPK/ST) fokus mengawal pertumbuhan startup binaan di UII. Mereka akan terus dikawal sampai ke tahap komersialisasi.
Direktur DPPK/ST, Dr Arif Wismadi mengatakan, tantangan besar dari pengembangan startup pada tahap pra komersialisasi saat dihadapkan Valley of Death. Kemudian, pada saat perusahaan rintisan mulai berjalan dihadapkan resiko Startup Bubble.
Soal tantangan Valley of Death, muncul saat dukungan pemerintah dan universitas diturunkan karena inovasi dianggap matang dan siap dihilirisasi. Di sisi lain, investor belum tertarik dengan karya inovasi karena dirasa belum sangat siap.
"Sehingga, kita komitmen dari tahap ide sampai komersialisasi kita selalu mendampingi," kata Arif di Gedung Simpul Tumbuh, Kampus Terpadu UII, Jumat (24/6/2022).
Startup bubble ditandai PHK atau tutupnya startup yang muncul ketika pendanaan mulai berkurang dan investor harus memilih hanya ke startup yang paling unggul dan paling menjanjikan. Profit bukan tujuan utama, tapi harus berdampak besar.
Untuk menghindari kedua risiko tersebut, seleksi gagasan bisnis oleh lembaga inkubator pada tahap awal menjadi sangat penting. UII menegaskan komitmen untuk terus mendorong gagasan yang menghasilkan pain reliever dalam tingkatan ekstrem. "Jadi, inovasi kita bisa menyelesaikan persoalan orang lain, bukan menyenangkan diri kita," ujar Arif.
Ada tujuh startup binaan UII pada 2021 menerima hibah Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi Kemendikbudristek Rp 1.750.000.000. Usy-Box Urinalysis Rapid Test Service, Idemes 2.0, ITMS 1.0, Netraku, Next Optima, Ranger Px-Ii, dan Zakea Indonesia.
Idemes, merupakan salah satu tenan Ibisma UII dengan karya berupa penakar asupan gula otomatis sesuai profil pengguna. Saat menaikkan level pembinaan kewirausahaan tingkat global, UII mendapatkan dukungan dari Uni Eropa melalui Erasmus + ANGEL.
UII bersama 16 perguruan tinggi dan lembaga inovasi Eropa dan ASEAN. Konsorsium ini mendorong civitas akademika memimpin pengembangan bisnis yang menghasilkan dampak besar kepada solusi-solusi masalah lingkungan dan sosial kemasyarakatan.
Kepala Ibisma UII, Amarria Dila Sari menuturkan, selama empat tahun terakhir ada sekitar 150 tenant yang diinkubasi dengan pendanaan Rp 6,5 miliar. Kolaborasi itu tidak hanya dari dalam negeri tapi dari luar negeri dan berbagai negara.
Erasmus ANGEL merupakan salah satu dari lima proyek Erasmus yang dijalankan UII dalam lima tahun terakhir dan fokus Green Entrepreneurship. Bagi UII, Erasmus merupakan salah satu strategi pengembangan jaringan internasional dan domestik.
"Terdapat lima negara ASEAN yang terlibat dalam Erasmus ANGEL, yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand, Kamboja, dan Laos, serta dua negara Eropa (Yunani dan Cyprus) dan 16 perguruan tinggi yang bergabung dalam proyek tersebut," kata Amarria.
Ibisma UII turut membangun berbagai kolaborasi untuk pengembangan. Salah satunya kolaborasi dengan Dinas Koperasi dan UMKM DIY dalam rangka menginkubasi sekitar 100 UMKM. Ibisma UII rutin membuka expo hasil produk inovasi dan kewirausahaan.
Selain itu, melaksanakan open pitching dan talk show entrepreneurship pada acara Growth Festival 2022. Event Growth Festival ini akan diselenggarakan pada 13 dan 14 Juli 2022 mendatang secara langsung di Auditorium Kahar Muzakir UII.