REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Bupati Sleman, Kustini Purnomo, menghadiri evaluasi Desa Binaan Keluarga Sakinah (DBKS) di kantor Kalurahan Wonokerto, Kapanewon Turi. Evaluasi DBKS kali ini merupakan penutup rangkaian evaluasi DBKS yang dilaksanakan sepanjang 2022.
Dalam sambutannya, Kustini mengajak masyarakat Sleman, termasuk di Kalurahan Wonokerto, untuk senantiasa menjaga keharmonisan dalam keluarga maupun antar warga. Ia turut menekankan kepada masyarakat untuk selalu menghargai perbedaan.
"Saya mengajak masyarakat untuk selalu mengimplementasikan arti dari keluarga sakinah yakni keluarga yang tentram dan harmonis dalam kehidupan sehari-hari," kata Kustini, Kamis (28/7/2022).
Ia menilai, bila keharmonisan dijaga nantinya dapat bermuara keluarga dan anak-anak. Sehingga, meraih kehidupan beragama, pendidikan keluarga, kesehatan keluarga, ekonomi keluarga, dan hubungan fungsional dengan lingkungan yang baik.
Menurutnya, upaya-upaya mencapai kesejahteraan dan keharmonisan masyarakat harus dimulai dari lingkungan terkecil, yakni keluarga. Melalui program DBKS ini diharapkan setiap keluarga dapat saling mengawasi anggota-anggota keluarga.
Terutama, guna mengantisipasi mereka terlibat kegiatan-kegiatan yang menyimpang. Bagi yang memiliki anak-anak atau remaja diharapkan bisa dipantau, sehingga mereka tidak terjerumus kepada kenakalan remaja dan kejahatan jalanan.
Apalagi, anak-anak remaja di Sleman sedang mendapatkan sorotan luas beberapa waktu terakhir. Pasalnya, banyak kasus kejahatan jalanan justru melibatkan anak-anak remaja, termasuk yang masih berada di bangku sekolah.
"Dengan kegiatan-kegiatan positif dan pembangunan yang dilaksanakan ini saya berharap tidak hanya untuk keperluan evaluasi, ke depannya dapat berkelanjutan untuk mengimplementasikan slogan Sesarengan Mbangun Sleman," ujar Kustini.
Lurah Wonokerto, Riyanto Sulistyo Budi menyampaikan, dengan diadakan kegiatan evaluasi seperti ini dapat memberi pengetahuan kepada masyarakat apa arti dari keluarga sakinah. Ia berharap, setelah ini warga mendapat pemahaman yang baik.
"Semoga dengan adanya evaluasi ini memberikan pemahaman warga Wonokerto terkait Keluarga Sakinah dan memberi manfaat dalam kehidupan bermasyarakat ke depannya," kata dia.
Lurah Mororejo, Jaka Ristanta menyebut, ada beberapa kegiatan yang disiapkan dalam evaluasi DBKS kali ini. Mulai dari pembinaan masjid dan majelis taklim, pengurusan jenazah korban Covid-19 maupun pengelolaan zakat, kurban, dan wakaf. "Serta, pembinaan bidang pendidikan, ekonomi dan kesehatan," ujarnya.
Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Sleman, Mustadi menambahkan, ada ada yang jadi acuan evaluasi DBKS. Kehidupan beragama, pendidikan keluarga, kesehatan keluarga, ekonomi keluarga, dan hubungan fungsional dengan lingkungan.
Saat ini, ia mengungkapkan, sudah terdapat 75 kalurahan di Sleman yang dicanangkan sebagai DBKS. Pemkab Sleman melalui Bagian Kesejahteraan Rakyat sendiri menargetkan tahun ini enam kalurahan dicanangkan sebagai DBKS. "Sedangkan, evaluasi DBKS lima kalurahan lain dilaksanakan 2023," kata Mustadi.