Oleh : Erik Hadi Saputra*
REPUBLIKA.CO.ID, Pembaca yang kreatif, tidak semua orang mau meluangkan waktunya untuk menjemput tamu di bandara atau di stasiun kereta. Mengapa demikian? Dikarenakan orang yang melakukan pekerjaan tersebut harus meluangkan waktu yang panjang. Mulai dari stand by beberapa menit bahkan sejam sebelumnya.
Mengatur tempat untuk menikmati makan dan minum di waktu yang sesuai, mengajak berbicara (sekedar ngobrol) tentang suasana perjalanan, bahkan harus siap memberikan referensi tempat wisata budaya, belanja, petualangan dan kuliner. Belum lagi jika penerbangan yang ditunggu mengalami keterlambatan (delay) dari jadwal yang ditentukan, atau juga waktu tiba kereta yang terkadang tengah malam atau dini hari.
Kemampuan Anda melayani tamu dengan prima menjadi pengalaman berharga. Bagaimana Anda mengatur kedatangannya di kota tujuan, kendaraan yang digunakan, hotel tempat menginap bahkan resto untuk menyambut hari pertama kunjungannya.
Saya pernah dipanggil oleh Rektor dan disampaikan bahkan layanan yang diberikan selama ini tidak ada apa-apanya dengan yang barusan beliau terima di luar negeri. Bahkan hal kecil saja untuk beli air mineral pun beliau tidak boleh repot. Semua sudah disiapkan atau dibelikan.
Pengalaman lainnya, ketika menyempatkan menonton film animasi Malaysia yang berjudul 'Ejen Ali (Agent Ali)' di bioskop Shah Alam, Selangor. Rektor bertanya, "Mengapa sejak kedatangan beberapa hari lalu saya tidak boleh mengeluarkan uang sendiri?". Sahabat saya Puan Hajar dan suaminya Encik Khairul pun tersenyum. Bahasa mudahnya di Malaysia yang laku hanya Ringgit (yang dipegang oleh tuan rumah) dan di Indonesia yang lakunya hanyalah Rupiah (yang dipegang oleh tuan rumah juga). Artinya pelayanan terbaik itu ditandai rasa saling mengerti, saling memberi, sesuai kemampuan masing-masing.
Pembaca yang kreatif, ketika Anda bersemangat dalam menyambut tamu bahkan selalu bersama mendampingi dalam kendaraan, nama Anda akan tersimpan di hati tamu yang Anda layani. Suatu ketika, jika Anda datang ke kota mereka saya memiliki keyakinan bahwa apa yang telah Anda lakukan akan menuai kebaikan.
Mereka pun ingin juga membalas apa yang telah mereka terima. Tunggu sajalah ketika Anda berkunjung atau beragenda di kota mereka, maka Anda akan segera mendapatkan balasan kebaikan yang telah Anda lakukan. Momen kedekatan yang sudah dilakukan memberikan kesan mendalam. Di sinilah Anda sudah mendapatkan relasi atau teman. Hospitality yang diberikan memberikan kesan mendalam yang tulus. Makanya jangan heran banyaknya kelanjutan kerja sama yang terjadi tidak lepas dari hubungan personal yang baik.
Pembaca yang kreatif, jika Anda adalah orang yang bertugas menjemput kedatangan tamu, maka berterima kasihlah kepada pimpinan atau rekan yang mempercayai Anda untuk melakukan itu. Manfaat yang akan diperoleh dari penugasan itu adalah, pertama Anda akan bertemu dengan orang penting.
Anda bisa saja meragukan kata ini. Apa benar ini sesuatu yang penting? Sederhana saja menjawabnya. Jika ini tidak penting, maka tidak mungkin perusahaan Anda akan menyiapkan penjemputan sedemikian rupa. Persiapan ini menunjukkan bahwa pertemuan atau acara ini sangat berarti.
Ingatlah, Anda pastilah sangat bangga jika mengetahui bahwa Anda begitu berarti untuk institusi, masyarakat, kerabat dan keluarga. Ambillah momen ini sebagai peluang untuk berbincang lebih banyak dengannya.
Kedua, jika ini adalah sesuatu yang baru untuk Anda, maka jadikan hal ini sebagai kesempatan Anda untuk belajar. Semakin banyak kita belajar hal baru, semakin kita menggoreskan pengalaman pada banyak bidang. Mungkin Anda nyaman dengan yang sudah biasa Anda lakukan.
Sesuatu yang baru mungkin membuat Anda tidak yakin dengan yang Anda kerjakan. Namun pahamilah ketika kesenangan hadir dalam aktivitas Anda, jarak ke bandara, perbaikan jalan, keterlambatan kedatangan pesawat, macetnya jalan menuju stasiun kereta, bahkan menunggu di tengah malam tentu akan membuat cerita tersendiri dalam karier Anda. Sehat dan teruslah terinspirasi.
*) Kaprodi Ilmu Komunikasi dan Direktur Kehumasan & Urusan Internasional, Universitas AMIKOM Yogyakarta.