Ahad 23 Oct 2022 11:24 WIB

UII Masuk Times Higher Education WUR 2023

Pemeringkatan bukan tujuan, tapi merupakan efek samping saja.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Suasana kampus UII.
Foto: Dokumen
Suasana kampus UII.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta masuk Times Higher Education (THE) World University Rankings (WUR) 2023. Ini pertama kali kampus pionir pendidikan tinggi Indonesia itu masuk radar lembaga pemeringkatan yang bermarkas di London.

UII berada di rentang 1.501+ dunia, 14 besar nasional, peringkat kedua perguruan tinggi swasta di Indonesia. Hal itu disampaikan Kepala Bidang Akademik dan Organisasi BPP/Rumah Gagasan/Kantor Keberlanjutan UII, Shubhi Mahmashony Harimurti.

Rektor UII, Prof Fathul Wahid mengatakan, ini merupakan berkah tersendiri bagi UII karena setiap warga kampus mengerjakan pekerjaan rumahnya. Ia menekankan, pemeringkatan bukan merupakan tujuan mereka, tapi merupakan efek samping saja.

"Kita syukuri dan rayakan seperlunya," kata Fathul, Sabtu (22/10).

Ia turut menyampaikan ucapan terima kasih untuk seluruh warga UII. Meski begitu, Fathul berharap, seluruh civitas akademika di UII tidak terjebak dan menempatkan pemeringkatan sebagai tujuan menjalankan aktivitas akademik.

Fathul menekankan, sikap ini merupakan salah satu perlawanan kecil UII terhadap jerat paham neoliberalisme dalam mengelola perguruan-perguruan tinggi di dunia. Ia berpendapat, langkah itu memang tidak mudah karena tidak sejalan arus utama. "Mudah-mudahan ini menjadi jalan tengah," ujarnya.

UII merupakan salah satu PTS terkemuka di Indonesia, terinspirasi dari semangat nasionalisme dan berpedoman kepada nilai-nilai perenial. UII berdiri 8 Juli 1945, satu bulan sebelum proklamasi kemerdekaan Indonesia pada Agustus 1945.

Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan/Rumah Gagasan/Kantor Keberlanjutan UII, Dr Raden Bagus Fajriya Hakim menambahkan, capaian kampus yang berdiri sejak 27 Rajab 1364 Hijriah ini patut disyukuri. Tapi, disyukuri dengan sewajarnya saja.

Artinya, lanjut Raden, tidak perlu ada satu glorifikasi secara berlebihan. Ia mengingatkan, tidak patut jika ada yang mengklaim sebagai raihan prestasi dari unit-unit tertentu, apalagi menganggap ini sebagai capaian individu semata. "Semua adalah berkat kerja kolektif seluruh sivitas akademika," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement