Kamis 03 Nov 2022 18:47 WIB

Etos Kerja (3)

Bekerja itu adalah ketulusan dalam kerja sama untuk manfaat.

Bekerja (ilustrasi)
Foto: Pixabay
Bekerja (ilustrasi)

Oleh : Erik Hadi Saputra*

REPUBLIKA.CO.ID, Pembaca yang kreatif, etos kerja itu adalah pandangan Anda terhadap pekerjaan. Kalau dalam bahasa yunani hal itu berarti sikap, kepribadian, watak, karakter atau keyakinan terhadap sesuatu. 

Melanjutkan dari tulisan sebelumnya dalam etos kerja, bisa jadi kerja itu adalah amanah. Orang bijak mengatakan, jangan pernah meminta jabatan namun jika Anda diminta tolong mengemban jabatan maka bantulah. 

Orang tentu sudah melihat potensi yang Anda tunjukkan selama ini. Mungkin ada yang bertanya kok harus Anda? Mengapa bukan yang lain? Seperti halnya memilih. Anda mestilah memilih sesuatu dikarenakan ada alasan yang menguatkan mengapa sesuatu itu menjadi pilihan. Bisa saja Anda sudah memberi kontribusi lama tanpa Anda menyadarinya. 

Ada teman yang selama ini diminta melakukan kegiatan tambahan di luar tugasnya sebagai dosen. Bertahun-tahun dia mengerjakan tambahan aktivitas itu tanpa perlu mengeluh. Letihnya terlihat ketika dia lebih banyak memanjakan dirinya dengan aktivitas makan, menonton, dan bernyanyi. 

Dikarenakan dia tidak bisa menolak ketika orang lain meminta bantuannya untuk membantu mereka mengerjakan tugas kerja atau kepanitiaan. Refleks membantunya membuat pimpinan lebih percaya kepadanya ketika ada promosi pada jabatan baru. Kerja amanah itu dapat dibuktikan dengan integritasnya dalam melakukan aktivitas kerja. 

Pembaca yang kreatif, bekerja itu adalah ketulusan dalam kerja sama untuk manfaat. Selalu saja ada keluhan tentang kekompakan satu tim dalam bekerja. 

Selain itu, mempersoalkan orang lain yang hanya peduli dengan pekerjaannya tanpa mau mencoba untuk membantu yang lain. jika Anda tulus maka Anda akan tidak mudah marah. 

Anda akan senang dalam aktivitas dikarenakan tujuan Anda adalah bahagia dengan yang Anda capai dan jalani. Bekerja itu tidak akan pernah sukses 100 persen jika pegawai yang ada di instansi itu terlalu banyak berpikir bagaimana dirinya dan orang lain. Mempersoalkan yang dilakukan orang lain padahal dia memiliki pekerjaan yang belum tuntas. 

Tidak perlu suka berkomentar dan emosional dengan yang dilakukan orang lain. Berbicaralah lebih empati dan milikilah jiwa kuat. Mesti ada alasan jangka panjang mengapa keadaan itu harus dilalui. 

Bagi seorang marketer, hujan di Jogja adalah rezeki dikarenakan adanya peluang untuk membantu dan menyiapkan minuman hangat bahkan payung sewaan. Terlihat sebagian toko batik di malioboro dengan banyaknya kunjungan mereka memilih tutup lebih lama. 

Kedai kopi menampung berbagai macam orang berbincang tentang diri mereka, keluarga, karier, dan target keberhasilan. Mengapa semua itu harus dilakukan? Dikarenakan apa pun yang kita kerjakan mengarah seberapa manfaat itu untuk kita, keluarga, dan institusi kita. 

Pembaca yang kreatif, bekerja itu adalah membangun bangsa. Tentu kita akan membantu banyak persoalan ketika kita bisa lebih mandiri dengan kemampuan kita, dari pada sekedar merepotkan orang lain. Apalagi membuat orang gelisah dengan keluhan kita. 

Dalam dunia profesional maupun bisnis, etos kerja itu menjadi penting dalam membuat kinerja diatas standar (tidak biasa-biasa saja, namun sesuatu yang luar biasa). Jika orang berpikir bagaimana mereka menguatkan diri mereka dan institusi mereka, mereka tentu akan bisa menyelesaikan persoalan dengan gembira dan hati tenang. 

Solusinya juga adalah memperbanyak Sumber Daya Manusia (SDM) unggul. Banyaknya SDM unggul tentu membuat kita semakin yakin bahwa persoalan akan bisa diatasi. Komitmen bersama membuat orang sudah percaya bahwa untuk membuat Indonesia hebat salah satunya adalah orang bekerja dan berusaha untuk membangun bangsa lewat karya nyata dan kreativitas mereka. Sehat dan teruslah terinspirasi.

 

*) Kaprodi Ilmu Komunikasi dan Direktur Kehumasan & Urusan  Internasional, Universitas AMIKOM Yogyakarta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement