REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang tergabung dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) Alternatif Periode 84 Unit IC 2 menggelar pelatihan pembuatan pupuk organik cair (POC) di RW 12, Prawirodirjan, Gondomanan, Yogyakarta.
Kegiatan dilakukan dengan menyasar ibu rumah tangga. Setidaknya, bertempat di rumah salah satu warga, kegiatan ini diikuti belasan ibu pengurus pengurus PKK yang merupakan perwakilan dari setiap RT yang ada di RW 12.
Koordinator acara sekaligus mahasiswa KKN UAD, Aprilia Putri Hapsari mengatakan, pelatihan pembuatan POC ini dilakukan sebagai sarana edukasi bagi masyarakat. Terutama ibu rumah tangga.
Pasalnya, pembuatan POC dilakukan dengan memanfaatkan limbah dapur. "Melalui pengolahan yang tepat, alih-alih hanya dibuang, limbah nantinya dapat memberi manfaat bagi lingkungan," kata Aprilia.
Menurutnya, pelatihan pembuatan POC tersebut secara tidak langsung juga ditujukan untuk mendukung program penghijauan di kawasan tersebut. Dari POC yang sudah dibuat, akan digunakan untuk tanaman buah dan sayur yang ditanam warga.
"Hasil POC yang sudah siap pakai, dapat dimanfaatkan untuk membuat tanaman buah dan sayur di lingkungan setempat agar tumbuh lebih sehat dan subur," ujarnya.
Aprilia menjelaskan, pelatihan dimulai dari sosialisasi terkait urgensi pengolahan limbah dapur. Kemudian, dilanjutkan dengan pengenalan produk POC, serta diakhiri dengan proses pembuatan POC dari limbah dapur.
Pembuatan POC menggunakan limbah dapur seperti sisa nasi, tulang ikan atau ayam, sayur dan buah-buahan busuk, serta kulit bahan makanan. Bahan-bahan yang biasanya dibuang menjadi sampah organik itu, diolah menjadi pupuk yang bermanfaat.
"Dalam praktiknya, POC dibuat menggunakan alat sederhana dan bahan-bahan yang tersedia di sekitar kita," jelas dia.
Perwakilan pengurus PKK RW 12, Tutik, menilai pelatihan pembuatan POC tersebut sangat bermanfaat bagi masyarakat. Bahkan, dengan mengolah sampah organik yang merupakan limbah dapur menjadi pupuk, juga bermanfaat besar bagi lingkungan.
"Setiap hari ada banyak sampah dapur yang dihasilkan, terutama sayur-sayuran. Lewat pelatihan ini, ibu-ibu kini jadi tahu dan dapat mengolah sampah menjadi produk yang memiliki kegunaan," kata Tutik.