Oleh : Erik Hadi Saputra*
REPUBLIKA.CO.ID, Pembaca yang kreatif, hal mendasar yang harus dimiliki oleh masing-masing pribadi untuk bisa memiliki kemampuan pelayanan terbaik adalah Attitude (Sikap), Attention (Perhatian), dan Action (Tindakan).
Kalau berbicara mengenai Attitude (Sikap), ini merupakan cara seseorang mengenal dirinya, institusinya, dan menunjukkannya kepada orang lain. Makanya betapa penting seseorang itu merasa bangga dengan profesinya, berbangga dengan pimpinannya, serta bangga dengan timnya.
Salah satu indikasi kebanggaan itu bisa terlihat ketika seseorang itu ditanya oleh temannya, tetangga, atau orang lain. Pertanyaan itu direspons dengan mantap dan menyebutkan profesinya tanpa embel-embel "hanya atau cuma". Jadi sikap pengakuan bangga dengan profesi ini juga akan membuat seseorang akan lebih bersemangat dengan aktivitasnya.
Kebanggaan profesi itu juga akan berdampak pada antusias dalam menerima tamu, bertemu orang baru, dan kemantapan dalam presentasi dan negosiasi. Selain itu kerapian berbusana serta menggunakan identitas yang menguatkan seperti ID Card, pin, dan tanda lainnya juga semakin menambah sikap kepercayaan pada profesi.
Kedua adalah Attention (Perhatian) yang merupakan bentuk fokus dan kepedulian seseorang dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya. Perhatian itu akan membentuk ingatan yang kuat. Ketika saya bertanya kepada seorang mahasiswa, "Apakah Anda pernah melihat sepeda motor pada saat melintas menuju ke kampus?" Jawaban mahasiswa tadi: "Melihatnya, pak".
"Ada berapakah jumlah sepeda motornya?," tanya saya lebih lanjut. Mahasiswa itu pun menjawab, "Banyak pak".
Mengapa banyak yang menjadi jawaban, hal ini dikarenakan tidak ada yang menarik perhatiannya. Saya bertanya kembali ke mahasiswa tersebut, "Ketika perjalanan ke kampus, adakah yang sempat menarik perhatian Anda?". Kemudian dia pun menjawab "Ketika melihat seorang ibu mengantar anaknya ke sekolah dengan gerobak sampah".
Mengapa mahasiswa tadi sampai mengingat kejadian yang sudah berlalu itu? Emosinya muncul ketika melihat pemandangan yang tidak biasa. Ketika hati berkecamuk itulah membuat momen kejadian akhirnya tersimpan dalam pikiran. Mengapa hal itu sampai terekam? Dikarenakan perhatian melekat dalam kejadian itu.
Attention seorang mahasiswa yang melihat dirinya berada dalam kendaraan yang nyaman, lalu membandingkan dengan seorang ibu yang mengantar anaknya ke sekolah menggunakan gerobak sampah.
Ketiga, Action (tindakan) adalah wujud nyata dalam kerja. Berbicara saja tanpa tindakan juga tidak akan menghasilkan apa-apa. Berkomentar saja tanpa karya nyata juga hampa. Sehingga langkah awal menjadi penentu setiap rencana yang sudah disiapkan.
Semua memiliki keinginan, namun kapan dan bagaimana rencana itu akan dikerjakan tentu membutuhkan komitmen orang yang melakukan dan dukungan dari tim kerja. Jika ada persoalan terjadi maka menjalin komunikasi terus menerus menjadi penting. Menyapa, tersenyum, dan berbincang sambil sedikit bercanda membuat hubungan akan semakin dekat.
Jika persoalan (masalah) yang selalu dipikirkan, apalagi sampai pada tahap tidak menyukai orang (rekan kerja), maka akan berdampak terjadinya hambatan komunikasi. Keadaan ini jika berlanjut akan semakin membuat kekakuan dalam komunikasi.
Pembaca yang kreatif, sebab itulah mengapa kita butuh berbicara, ngobrol, sehingga memunculkan ide baru dan cara baru untuk menyelesaikan target serta menyelaraskan keinginan kita dan orang lain. Setelah berbicara mulai memperkuat tindakan agar yang dibicarakan memberi dampak kuat bagi rencana pekerjaan atau bisnis.
Kita tentu memiliki cara tersendiri yang berlangsung sudah selama ini. Kita butuh untuk menguatkannya dengan sikap positif, perhatian dengan kepedulian, serta tindakan nyata membuat semua akan lebih mudah. Sehat dan teruslah terinspirasi.
*) Kaprodi Ilmu Komunikasi dan Direktur Kehumasan & Urusan Internasional, Universitas AMIKOM Yogyakarta.