Rabu 29 Mar 2023 16:30 WIB

Klitih Marak di DIY, Sekolah Khusus Anak Terlibat Kejahatan Jalanan Dinilai Perlu

Dari tindakan tegas selama ini masih ada yang kembali melakukan kejahatan.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Warga Berantas Jalanan di DIY
Foto: antara
Warga Berantas Jalanan di DIY

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sekolah khusus bagi anak yang terlibat kejahatan jalanan atau yang dikenal dengan klitih di DIY dinilai perlu. Sekolah khusus ini dinilai dapat menekan angka kejahatan jalanan yang terjadi, mengingat belum lama ini kejahatan jalanan kembali terjadi di DIY.

“Mungkin ada sekolah khusus bagi mereka yang terkena itu, atau terjaring (kejahatan jalanan) itu dimasukkan ke sekolah khusus,” kata Anggota Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta, Akhir Lusono kepada Republika, Rabu (29/3/2023).

Pasalnya, dari kasus kejahatan jalanan yang sudah terjadi selalu dilakukan tindakan tegas sesuai hukum. Namun, dari tindakan tegas tersebut masih ada yang kembali melakukan kejahatan.

Artinya, tidak membuat jera pelaku setelah menjalani hukuman. Bahkan, dari tindakan tegas itu juga tidak menjadi pertimbangan bagi ‘calon’ pelaku melakukan tindak kejahatan.

“Mungkin perlu juga antisipasi, jadi pencegahan itu lebih baik. Anak-anak muda yang sekiranya ada mengarah ke bandel atau liar, mungkin bisa diajak atau ditarik untuk dibina di sekolah khusus. Mungkin namanya nanti sekolah khusus atau pendidikan dan pelatihan, atau bisa yang lain,” ujarnya yang juga Wakil Sekretaris Lembaga Seni Budaya Pimpinan Pusat Muhammadiyah tersebut.

Lusono menyebut bahwa pentingnya sekolah khusus ini mengingat banyaknya terjadi tindak kejahatan di DIY dalam beberapa pekan terakhir, bahkan di saat bulan Ramadhan. Tidak hanya kejahatan jalanan, namun tindakan kriminal lainnya juga banyak terjadi.

Hal ini pun menjadi keprihatinan baginya, mengingat DIY dikenal dengan ‘Yogyakarta Berhati Nyaman’. “Nanti instrukturnya ada yang dari budaya agar mengenalkan budaya Yogya tentang unggah-ungguh, sopan santun dan sebagainya. Kemudian dari aparatur pemerintah, juga dari aparat kepolisian yang mengajarkan tentang tertib dan ketegasan, itu nanti pelatihnya atau instrukturnya harus dari multi lini, dari berbagai sektor,” jelas Lusono.

Sementara itu, Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X juga sudah menyebut bahwa pihaknya masih mempertimbangjan terkait pengadaan sekolah khusus bagi anak yang terlibat kejahatan jalanan. Melihat masih terjadinya kejahatan jalanan ini di DIY, Sultan pun menekankan pentingnya peran orang tua dalam mencegah terjadinya tindak kejahatan ini.

"Sekarang, bagaimana keluarga itu bisa membangun konsolidasi sendiri. Kalau kebebasan itu dilepas, (anak) pergi tidak pernah pulang, ya susah," kata Sultan usai Rapat Paripurna di DPRD DIY, Kota Yogyakarta, Senin (27/3/2023).

Ia juga menegaskan bahwa, dalam persoalan kejahatan jalanan yang penting yakni bagaimana orang tua memiliki kemauan untuk membatasi anak, terutama anak yang masih di bawah umur. Sultan juga menekankan agar orang tua untuk lebih memperhatikan keberadaan anak di rumah.

"Dalam arti, ya di malam hari orang tua mau bangun untuk lihat tempat tidur anaknya, apakah ditempati atau tidak. Asal orang tua mau begitu, mau membangun dialog yang baik. Saya kira hal seperti itu manusiawi dan harus bisa dilakukan,” ujar Sultan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement