REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur menyatakan kesiapannya mengutus kader-kader terbaiknya untuk berjuang merebut kursi parlemen melalui Partai Amanat Nasional (PAN). Sekretaris PWM Jawa Timur, Biyanto mengatakan, pihaknya siap mengikuti jejak keberhasilan jihad politik Muhammadiyah dalam menghantarkan Prof Zainudin Maliki menjadi anggota DPR RI.
Biyanto pun menyinggung hubungan mutualisme antara Muhammadiyah dan PAN yang sudah terjalin lama. Muhammadiyah di jalur kemasyarakatan dan keislaman sedangkan PAN melalui jalur politik," ujar guru besar UIN Sunan Ampel Surabaya tersebut, Ahad (10/4/2023).
Menurut Biyanto, keduanya bisa saling bersinergi karena politik merupakan salah satu instrumen penting dalam berdakwah. Ia menekankan hal penting dalam berkolaborasi, yaitu sama-sama dalam semangat wa ta’awanu ‘alal birri wattaqwa (tolong menolong dalam mengerjakan kebajikan dan takwa).
"Muhammadiyah dan PAN sama-sama memperjuangkan ketakwaan dan memperjuangkan kebaikan. Itulah kemitraan yang sangat penting bagi kami," ujar Biyanto.
Mengutip Alquran Surat Yusuf ayat 67, Biyanto mengatakan, kolaborasi bisa dilakukan melalui banyak pintu. Bisa pintu politik, pintu Ormas, pintu ekononomi dan lain sebagainya. Namun demikian, Biyanto mengeluhkan biaya tinggi dalam perjuangan di bidang politik. Tidak cukup dengan modal integritas dan kapasitas, tapi juga modal finansial yang sangat besar.
"Saya sependapat dengan Prof Mu'ti (Sekum PP Muhammadiyah) yang bilang, jika ingin sukses di politik butuh modal integritas, kapasitas, dan isi tas. Kalo tidak punya itu akan berat," kata Biyanto.
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dalam acara Ramadhan Berkah yang digelar DPW PAN Jatim akhir pekan lalu mengaku siap menanggung seluruh biaya pencalegan kader-kader potensial PWM Jawa Timur. Zulhas bahkan menyatakan kesiapannya menanggung seluruh biaya pencalegan kader Muhammadiyah.
"Saya siap back up modal 100 persen pencalegan kader terbaik Muhammadiyah, asalkan dia potensial dan berani bertarung all out," kata Zulhas.
Ketua DPW PAN Jawa Timur, Ahmad Rizki Sadig mengingatkan, ikatan sejarah antara PAN dan Muhammadiyah. Bahwa PAN lahir dari rahim Muhammadiyah melalu Sidang Tanwir di Semarang. Sejarah itu, kata dia, merupakan proses yang tidak bisa dihapus.
"Maka dengan segala kerendahan hati kami memohon kader-kader terbaik Muhammadiyah yang punya minat dan passion di dalam dunia politik, bisa diwakafkan, bisa dijadikan aset sarana amal usaha politik Muhammadiyah melalui PAN," kata Rizki.