Senin 10 Apr 2023 14:40 WIB

Jamaah Itikaf Masjid Jogokariyan Yogyakarta Mulai Berdatangan

Kegiatan itikaf di Masjid Jogokariyan diikuti jamaah dari berbagai provinsi.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Hiasan kain putih dan hijau menghiasi halaman depan Masjid Jogokariyan, Yogyakarta, Senin (20/3/2023).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Hiasan kain putih dan hijau menghiasi halaman depan Masjid Jogokariyan, Yogyakarta, Senin (20/3/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Masjid Jogokariyan, akan memulai pelaksanaan itikaf pada Senin (10/4/2023) ini. Hal itu dikarenakan para jamaah itikaf sudah mulai berdatangan ke masjid yang berlokasi di kawasan Mantrijeron, Kota Yogyakarta, DIY tersebut.

"Peserta mulai masuk hari ini, mulai pagi sampai sore," kata Ketua Dewan Syuro Takmir Masjid Jogokariyan, Ustaz Muhammad Jazir kepada Republika, Senin (10/4/2023).

Lantaran sudah ada jamaah yang datang ke Masjid Jogokariyan, maka pelaksanaan itikaf akan dimulai Senin (10/4/2023) malam ini. Meski begitu, Jazir mengatakan, kemungkinan masih ada peserta itikaf yang akan masih akan datang di hari ke-21 atau ke-22 Ramadhan.

"Hari ini kan sudah malam ke-20, jadi sudah masuk di masjid hari ini. Malam nanti sudah mulai, dan mungkin belum semuanya datang, ada yang hari ke-21 atau hari ke-22, yang mungkin belum bisa mengambil cuti kerja (hari ini)," ujar Jazir.

Ia menyebut, untuk jamaah itikaf di Masjid Jogokariyan sendiri dibatasi mengingat kapasitas masjid yang tidak bisa menampung seluruh peserta. Terlebih, jamaah itikaf di Jogokariyan bisa mencapai lebih dari seribu orang di tiap Ramadhan.

Sebab, untuk itikaf sendiri peserta harus menginap di masjid, dan butuh ruang yang lebih bagi untuk menginap di masjid. Untuk itu, pihaknya harus membatasi jamaah, utamanya yang dari dari luar daerah dan luar negeri.

Jamaah dari luar ini biasanya dibatasi hanya untuk 350 orang. Sementara, untuk jamaah dari wilayah sekitar masjid tidak dibatasi, dan sebagian besar melakukan itikaf secara mandiri.

"Kalau yang dari luar itu kan kita batasi sekitar 350 (orang), tapi kalau warga kita kan bebas. Biasanya full itu sampai ke jalan-jalan itu, biasanya mereka malam hari itu sampai ya tidurnya tidak hanya di halaman masjid, tapi sampai ke jalan karena enggak muat, apalagi kalau di malam-malam ganjil," ujar Jazir.

Jamaah dari luar yang melakukan itikaf di Masjid Jogokariyan berasal dari berbagai provinsi di Indonesia. Bahkan ada yang dari luar negeri, seperti tahun lalu yang berasal dari Kuwait, Australia, hingga dari Jerman.

"Tidak hanya dari luar Jawa, tapi juga ada dari luar negeri biasanya seperti tahun lalu. Tapi saya belum mengecek ke jamaahnya yang tahun ini, kalau tahun-tahun yang lalu ada yang dari Kuwait, Australia, ada yang dari Jerman," jelasnya.

Demikian pula jamaah tidak hanya dari kalangan lanjut usia, namun juga dari generasi muda. Untuk kapasitas masjid, lanjut Jazir, bisa menampung sampai 1.500 orang untuk melakukan itikaf.

"Ibu-ibu dan bapak-bapak pensiunan kira-kira 30 persen, yang 70 persen anak-anak muda ini, eksekutif muda. Kalau mahasiswa biasanya mereka yang pengusaha-pengusaha muda, atau juga karyawan-karyawan," tambah Jazir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement