REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNGKIDUL - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul menyiapkan dana darurat sebesar Rp100 juta untuk menanggulangi biaya perawatan siswa yang diduga mengalami keracunan makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kapanewon Saptosari. Langkah ini diambil sebagai bentuk tanggung jawab pemerintah daerah setelah ratusan murid dari dua sekolah, yakni SMP Negeri 1 Saptosari dan SMK Negeri 1 Saptosari, mengalami gejala mual, muntah, dan diare usai menyantap makanan program MBG.
Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih, mngatakan keracunan tidak termasuk dalam kategori penyakit yang ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Karena itu, pemerintah daerah harus turun tangan untuk menanggung biaya pengobatan para siswa.
"Biaya rumah sakit seperti yang kami diskusikan dengan kepala rumah sakit dan kepala dinas (kesehatan) karena keracunan bukan kategori penyakit, maka tidak di-cover BPJS," kata Endah, Rabu (29/10/2025), malam.
Karenanya, Pemkab telah menyiapkan anggaran khusus untuk menghadapi kondisi darurat seperti ini, agar tidak membebani para orang tua murid. Ia menyebutkan, dana sebesar Rp100 juta akan digunakan untuk menutup biaya perawatan siswa yang dirawat di rumah sakit maupun puskesmas.
"Kami siapkan Rp100 juta untuk penanggulangan kedaruratan seperti jika anak-anak masuk rumah sakit karena ini (MBG)," ujarnya.