REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ribuan orang memadati kawasan Kotagede, Yogyakarta, dalam acara Pawai Alegoris Jogja bertemakan 'Harmony of Kotagede'. Acara pawai yang diadakan sepanjang jalan Mondorakan hingga Jalan Kemasan ini menyuguhkan berbagai penampilan apik sanggar-sanggar tari lokal.
Menurut Kepala Dinas Pariwisata Yogyakarta Wahyu Hendratmoko, pawai alegoris merupakan upaya untuk mempromosikan wisata selatan Yogyakarta dengan berbagai event berseri. Ini merupakan tahun ketiga diadakannya pawai alegoris.
"Akan kami coba promosikan di dengan event ber-series mulai dari toponim, busana, kerajinan tangan, destinasi menarik, dan kuliner yang memanjang di Jogja selatan yang dimulai dari Kotagede ini," ujar Wahyu dalam pembukaan Pawah Alegoris Jogja di depan Pasar Legi Kotagede, Sabtu (27/5/23).
PJ Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo mengatakan, pemilihan lokasi untuk pawai ini sangat tepat, karena masih banyak yang tidak tahu bahwa Kotagede memiliki banyak destinasi dan daya tarik wisata.
"Destinasi, story telling, kuliner, merchandise, para wisatawan yang datang akan memberi apresiasi dengan membeli. Insya Allah kesejahteraan masyarakat Kotagede akan meningkat," kata Singgih.
Sementara itu, Menteri Pariwisata RI Sandiaga Salahuddin Uno mengapresiasi diadakannya Pawai Alegoris Jogja 2023 sebagai event tahunan kota Yogyakarta. Menurutnya, Pawai Alegoris Jogja adalah representasi eksistensi dan esensi budaya yang dikemas dalam bentuk atraksi wisata di destinasi wisata.
"Diharapkan event ini mampu menjadi event unggulan yang dapat menjadi pendorong event lainnya untuk diselenggarakan di kawasan cagar budaya Kotagede, sehingga menjadi destinasi pilihan wisata yang menarik di Kota Yogyakarta," kata Sandiaga Uno dalam rekaman video.
Pawai alegoris digelar pada Sabtu (27/5/23) dimulai pukul 15.00 WIB dan menampilkan sebanyak 12 sanggar yang menampilkan cerita-cerita khas di wilayah Kotagede. Penampilan pembuka dibawakan oleh sanggar sanggar Tresno Budoyo dari Kalurahan Warung Boto yang membawakan kisah Pangeran Jayaprana yang menjadi nama kampung tertua di Kotagede.
Ribuan orang merekam berbagai atraksi yang dibawakan 12 sanggar tersebut. Ini sejalan dengan target dari Dinas Pariwisata Yogyakarta agar event ini menjadi lebih terkenal melalui media sosial.