Jumat 09 Jun 2023 17:39 WIB

ASPD Dinilai Bisa Jadi Acuan Perbaikan Kualitas Pendidikan di DIY

Khoiruddin menekankan perlunya evaluasi rutin dan menyeluruh oleh pemerintah.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Wali kelas membagikan surat kelulusan siswa dan nilai asesmen standardisasi penilaian daerah (ASPD) di SMPN 2 Yogyakarta, Kamis (8/6/2023).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Wali kelas membagikan surat kelulusan siswa dan nilai asesmen standardisasi penilaian daerah (ASPD) di SMPN 2 Yogyakarta, Kamis (8/6/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta menilai bahwa Asesmen Standarisasi Pendidikan Daerah (ASPD) yang diterapkan di DIY dapat menjadi acuan untuk perbaikan kualitas pendidikan. Sebab, ASPD diterapkan untuk memetakan kualitas dan pemerataan pendidikan di DIY.

"Karena ASPD ini kan asesmen untuk mengukur capaian pembelajarannya sampai seberapa jauh," kata Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta, Khoiruddin Bashori kepada Republika, Jumat (9/6/2023).

Baca Juga

Jika tidak alat ukur dalam pemetaan kualitas pendidikan, kata dia, akan sulit untuk menentukan satuan pendidikan mana yang masih perlu untuk lebih diperhatikan dan diperbaiki. Tidak adanya ASPD juga dinilai biSA menyulitkan dalam pengambilan kebijakan dalam upaya pemerataan pendidikan, khususnya di DIY.

Meski demikian, Khoiruddin menekankan perlunya evaluasi rutin dan menyeluruh yang dilakukan pemerintah terkait dengan penerapan ASPD ini. Dengan begitu, dari evaluasi tersebut nantinya dapat menghasilkan kebijakan untuk meningkatkan kualitas maupun dalam upaya pemerataan pendidikan di DIY.

"Itu kan bisa menjadi perbaikan bagi dinas (pendidikan) kedepan. Kalau tidak ada alat ukur (seperti ASPD), kita memang kemudian tidak bisa melihat ini pergerakannya (pendidikan di DIY) sudah merata atau belum, daerah mana yang sudah lebih lanjut atau belum," ucapnya.

"Yang penting itu bahwa hasil dari ASPD itu kemudian dievaluasi, dan dijadikan dasar untuk perbaikan-perbaikan yang diperlukan, agar kualitas pendidikan kedepan menjadi semakin baik," ungkap Khoiruddin.

Khoiruddin sendiri juga menyebut bahwa ASPD yang diterapkan di DIY ini tidak perlu dihapus, asal difungsikan dengan benar. Pasalnya, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim mengkritik ASPD karena dinilai membebani siswa dan tidak sinkron dengan Kurikulum Merdeka Belajar.  

"Sebetulnya yang penting itu fungsinya, karena kalau evaluasi itu kan biasa saja, semua kan dievaluasi, masa pembelajaran tidak dievaluasi. Nah, tinggal fungsinya (apakah dijalankan dengan baik atau tidak)," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement