Kamis 15 Jun 2023 14:22 WIB

PPDB Online di Bantul Resmi Ditutup, Masih Ada Jalur Sapu Jagat

Zonasi kapanewon mencangkup 17 kapanewon yang artinya satu kabupaten.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Fernan Rahadi
Orang tua wali murid menunjukkan portal penerimaan peserta didik baru (PPDB) SMP yang mengalami gangguan di Disdikpora Kota Yogyakarta, Selasa (13/5/2023).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Orang tua wali murid menunjukkan portal penerimaan peserta didik baru (PPDB) SMP yang mengalami gangguan di Disdikpora Kota Yogyakarta, Selasa (13/5/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Posko Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Kabupaten Bantul yang bertempat di depan Gedung Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) kini tampak sepi pengunjung. Jalur Sapu Jagat, yakni zonasi kapanewon yang dibuka pada Senin (19/6/2023) diperkirakan akan kembali meramaikan posko ini.

Posko yang dibuka sejak 5 Juni ini mulai dipadati oleh calon-calon siswa baru sejak PPDB online SMP dibuka pada 12 Juni lalu, bahkan melayani hingga 200 orang setiap harinya. Menurut petugas dari Disdikpora, Dwi Waryanto, pihaknya melayani pengunjung hingga lebih dari 100 orang per hari.

Baca Juga

"Dikpora melayani orang-orang yang kesulitan pendaftaran online. Biasanya langsung tertangani dengan baik di kami," ujar Dwi Waryanto saat ditemui di Posko PPDB pada Republika.co.id, Kamis (15/6/2023).

Dwi mengungkapkan, dari banyaknya masyarakat yang bertanya menunjukkan bahwa jalur prestasi merupakan yang paling banyak peminatnya, khususnya dari luar Kabupaten Bantul. "Jalur prestasi kuotanya 30 persen dari keseluruhan kursi di sekolah, 25 persen jalur prestasi dalam daerah dan luar daerah 5 persen. Banyaknya berminat ke SMP 1 Bantul dan SMP 1 Banguntapan yang perbatasan dengan kota," kata Dwi.

PPDB online untuk SMP selesai pada Rabu (14/6/23) dan hari ini hasil seleksi sudah diumumkan. Meski begitu, posko ini masih dibuka untuk jalur selanjutnya, yakni jalur kapanewon atau sebutan lainnya Sapu Jagat, yang dibuka pada Senin (19/6/23) mendatang. "Kami prediksi posko kembali ramai hari Senin itu. Hari ini sudah ada 10 orang yang tanya tentang jalur kapanewon," ujar Dwi.

Zonasi kapanewon mencangkup 17 kapanewon yang artinya satu kabupaten. Sebelumnya sistem zonasi kapanewon gabungan, yakni tiga kapanewon menjadi satu wilayah. Tahun ini, zonasi kapanewon akan menentukan jarak tempat tinggal siswa dengan kapanewon terdekat.

Posko PPDB juga menyediakan layanan informasi dengan Dinas Sosial (Dinsos) dan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil). Menurut petugas Dukcapil, Fitri Agustina, verifikasi NIK menjadi pertanyaan umum yang ditanyakan. Terutama oleh warga baru Bantul yang sulit untuk mendapatkan kuota zonasi karena status perpindahan penduduk belum mencapai satu tahun.

"Ada beberapa NIK yang belum bisa masuk aplikasi jadi kita verifikasi di perpindahan, karena zonasi minimal harus satu tahun kepindahan. Kita verifikasi apakah yang bersangkutan memenuhi kriteria, kalau iya kita bantu untuk entry lalu kita alihkan ke Dikpora," kata Fitri.

Menurut Fitri, pihaknya melayani banyak sekali keluhan mengenai hal ini. Saat PPDB online SMP dibuka, dalam sehari pihaknya bisa melayani sekitar 150 orang. Sementara, Dinsos melayani permasalahan seputar Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Menurut petugas Dinsos di Posko, Sri Wahyuni, banyak orang tua yang datang dan meminta dimasukkan dalam data DTKS. Pihaknya melayani hingga 200 orang yang bertanya tentang DTKS.

"Solusinya dengan Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Indonesia Sehat, Kartu Bantuan Pangan Nontunai dan Program Keluarga Harapan. Kalau tidak punya kartu-kartu tersebut ya jalan terakhir ke jalur kapanewon hari Senin nanti," ujar Yuni.

Salah satu wali murid yang ditemui di posko mengungkapkan bahwa ia mengalami kesulitan ketika salah memasukkan sekolah pilihan keponakannya.

Ari Susilawati bercerita, keponakannya mendaftar jalur prestasi ke SMPN 2 Jetis karena ibunya pesimis bisa lolos SMPN 1 Bantul. Kemudian siswa bernama Umay Athallah tersebut minta dipindahkan dari sekolah tersebut, padahal hari pendaftaran sudah berakhir, bahkan hasilnya sudah menyatakan lolos SMPN 2 Jetis.

"Kami minta cabut berkas di SMPN 2 Jetis biar bisa daftar di SMPN lain, tapi nggak bisa. Jadi, ya solusinya keponakan saya dimasukkan MTsN 4 saja yang bagus dan dekat rumah," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement