Rabu 05 Jul 2023 06:02 WIB

Bank Sampah Induk Yogyakarta Siap Kelola Sampah Organik

Anggota dari bank sampah induk tersebut adalah seluruh bank sampah tingkat RW.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Fernan Rahadi
Hasil pilihan sampah plastik di TPST 3R Nitikan, Yogyakarta, Selasa (4/7/2023). Sejak Januari 2023 TPST 3R berusaha mengelola sampah residu plastik. Dan saat ini pengelolaan sampah ini sudah bisa menekan sampah hampir 75 ton sampah setiap hari. Sampah residu plastik yang dihasilkan ini sudah ada yang memanfaatkan untuk didaur ulang.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Hasil pilihan sampah plastik di TPST 3R Nitikan, Yogyakarta, Selasa (4/7/2023). Sejak Januari 2023 TPST 3R berusaha mengelola sampah residu plastik. Dan saat ini pengelolaan sampah ini sudah bisa menekan sampah hampir 75 ton sampah setiap hari. Sampah residu plastik yang dihasilkan ini sudah ada yang memanfaatkan untuk didaur ulang.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta berencana meluncurkan bank sampah induk pada bulan Agustus 2023. Bank sampah induk ini juga merupakan salah satu bentuk upaya dalam penanganan sampah di Kota Yogyakarta.

Sekda Kota Yogyakarta, Aman Yuriadijaya yang juga merupakan ketua Forum Bank Sampah (FBS) Kota Yogyakarta mengatakan, peluncuran bank sampah induk ini agar pengelolaan sampah dapat dilakukan secara komprehensif dan terpadu. Dengan demikian dapat memberikan manfaat secara ekonomi, kesehatan bagi masyarakat, dan aman bagi lingkungan.

Bank sampah induk ini nantinya juga difungsikan sebagai tempat untuk mendistribusikan sampah organik kepada jejaring kemitraan guna mengelola sampah tersebut. Salah satunya dengan bekerja sama dengan para kelompok ternak untuk pemenuhan makanan ternak baik di Kota Yogyakarta maupun diluar Kota Yogyakarta.

"Kami juga telah melakukan pendekatan kepada para kelompok ternak baik itu di Kota Yogyakarta maupun di Sleman dan Bantul," ungkapnya saat menghadiri sarasehan FBS di Kemantren Pakualaman, Selasa (4/6/2023).

Untuk anggota dari bank sampah induk tersebut adalah seluruh bank sampah tingkat RW yang ada di Kota Yogyakarta. Hingga kini, Kota Yogyakarta telah memiliki 614 bank sampah berbasis RW. "Targetnya seluruh RW di Kota Yogyakarta telah memiliki bank sampah," jelasnya.

Aman mengungkapkan adanya gerakan zero sampah anorganik dapat mengurangi alokasi limbah hingga 75 ton per hari.

"Ini merupakan dampak dari proses pemilahan sampah anorganik sejak dari sumber," ujarnya.

Namun, Aman menyadari dengan pengurangan yang sudah begitu masif, Pemkot Yogya pun tidak bisa melakukan upaya penekanan volume pembuangan limbah lebih lanjut lagi. Padahal, dengan kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan yang sudah sangat mengkhawatirkan, sebisa mungkin volume limbah yang dialokasikan bisa terus disusutkan.

"Ini sudah mendesak. Karena kondisi TPA Piyungan sudah over capacity. Jadi, pengelolaan sampah jenis organik juga harus segera dilakukan," tuturnya.

Aman berharap dengan adanya bank sampah induk tersebut volume sampah organik juga bisa disusutkan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement