Ahad 23 Jul 2023 07:16 WIB

MDMC Jadi Sekber Implementasi SPAB DIY

Komitmen bersama merupakan tindak lanjut dari perencanaan program SPAB.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Tim Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) ketika  mengikuti Ekspedisi Destana Tsunami 2019.
Foto: Doc: MDMC
Tim Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) ketika mengikuti Ekspedisi Destana Tsunami 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) turut menjadi bagian Sekretariat Bersama (Sekber) implementasi Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) di DIY tahun 2023-2026. Hal ini ditandai dengan dilakukannya pelantikan sebagai Sekber implementasi SPAB di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta Jumat (21/7/2023).

Pelantikan tersebut dilanjutkan dengan penandatanganan komitmen kesepakatan dan kesepahaman bersama dengan Pemda DIY dan  berbagai pihak lainnya. Seperti Forum PRB, non-government organization (NGO), dan Pusat Studi Kebencanaan UAD.

Baca Juga

Setidaknya, sekitar 80 peserta dari berbagai instansi pendukung program SPAB mengikuti kegiatan tersebut. Ketua MDMC PWM DIY, Indrayanto mengatakan, komitmen bersama tersebut merupakan tindak lanjut dari perencanaan program SPAB yang sebelumnya telah dilaksanakan bersama PLAN Indonesia, pemerintah, dan beberapa NGO terlibat.

"Kita terlibat di dalamnya membangun kesepakatan dan kesepahaman dengan stakeholder yang kaitannya adalah komitmen dalam mendukung upaya SPAB di DIY. SPAB ini menjadi bagian sangat penting di dalam proses upaya penanganan bencana dalam pendidikan," kata Indrayanto dalam siaran pers yang diterima Republika, Sabtu (22/7/2023).

Dijelaskan, SPAB di DIY telah diawali dengan penyusunan rangka kerja bersama atau road map daerah. Salah satunya memuat langkah-langkah pelaksanaan pra bencana, bencana hingga pasca bencana.

Indrayanto menyebut, PLAN Indonesia telah mendorong adanya kebijakan SPAB dalam bentuk peraturan gubernur yang salah satunya mengkoordinir dan menindaklanjuti Sekber SPAB di DIY. Keterlibatan MDMC, katanya, karena Muhammadiyah memiliki institusi pendidikan yang menjadi bagian dari penguatan SPAB.

Kita berbagi peran dalam upaya SPAB untuk kepentingan, di mana nanti keselamatan anak-anak di dalam proses SPAB dapat diukur," ucapnya.

Lebih lanjut, Indrayanto menyebut bahwa implementasi SPAB ini merupakan pembentukan fasilitator terlatih melalui Training of Trainers (ToT) dan Training of Facilitators (ToF). MDMC, tuturnya, mendukung penuh program tersebut dengan mengirimkan peserta fasilitator yang akan mereplikasi kegiatan SPAB di sekolah Muhammadiyah di daerah dan wilayahnya masing-masing

"Tentunya kita akan memperbanyak fasilitator dengan ToF pada bulan Agustus, itu akan melibatkan MDMC di daerah, setelah itu fasilitator akan mereplikasikan di daerah dan wilayah. Ada pembagian kerjanya di wilayah di sekolah tingkat SMA, di daerah di SMP, sedangkan PAUD, dan TK kita akan menggandeng LLHPB ('Aisyiyah)," ungkap Indrayanto.

Menurutnya, dari ToF yang telah dilaksanakan nantinya, MDMC mampu membuat pilot project. Dengan begitu, pada 2024 nanti sudah bisa melibatkan guru-guru untuk diedukasi dalam menyusun dokumen SPAB.

"Sekaligus SOP-nya dan mendorong pelaksanaan gladi simulasi bencana mulai Agustus ini," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement