Ahad 01 Oct 2023 03:37 WIB

Festival Sumur Wali di Salatiga Edukasi Semangat Konservasi

Kegiatan festival ini juga melibatkan lintas generasi.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
  Kegiatan lomba menggambar tingkat TK dan SD dalam rangka Festival Sumur Wali 2023, yang digelar komunitas Latar Kalitan dan Karang Taruna Grogol Kelurahan Dukuh, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga.
Foto: Dokumen
Kegiatan lomba menggambar tingkat TK dan SD dalam rangka Festival Sumur Wali 2023, yang digelar komunitas Latar Kalitan dan Karang Taruna Grogol Kelurahan Dukuh, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga.

REPUBLIKA.CO.ID, SALATIGA -- Pembangunan dan eksploitasi sumber daya alam, masih banyak yang kurang mempertimbangkan daya dukung lingkungan. Akibatnya, keseimbangan alam terus mengalami penurunan, demikian halnya kualitas lingkungan  semakin terdegradasi.

Misalnya sumber mata air yang terus kehilangan debit akibat lahan dan pepohonan di sekitarnya ‘dikalahkan’ oleh beton. Seperti halnya ‘Sumur Wali’ yang berada di linggkungan Grogol, Kelurahan Dukuh, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga, Jawa Tengah, yang semakin hari kehilangan debit air.

Berangkat dari keprihatinan ini, komunitas Latar Kalitan dan Karang Taruna Grogol Kelurahan Dukuh, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga, menggagas kegiatan ‘Festival Sumur Wali 2023’.

Festival ini digelar untuk mengedukasi dan membangkitkan kembali semangat warga untuk menjaga dan melestarikan sumur bersejarah ini.

Dari dua sumur yang ada, saat ini hanya satu yang masih bisa dimanfaatkan airnya. Padahal, sebelum adanya pembangunan, air dari kedua sumur ini sangat melimpah.

“Kampung Grogol memiliki Sumur Wali yang saat ini debit airnya terus berkurang, bahkan dari dua sumur hanya satu sumur yang masih bisa dimanfaatkan,” kata Ketua Panitia Festival Sumur Wali, Teni Ardian, di Salatiga.

Ia juga menyampaikan, saat ini banyak pembangunan, tapi lupa menanam pohon. Karenanya pihaknya mengadakan festival ini agar upaya pelestarian lingkungan dilakukan dengan riang gembira.

Selain itu juga guna mengedukasi dan mengajak anak-anak untuk mengelola sampah yang bisa didaur ulang. “Anak-anak sekolah yang datang ke festival sambil membawa sampah, bisa ditukar dengan sayuran,” lanjutnya.

Teni menyampaikan, kegiatan festival ini juga melibatkan lintas generasi. Rangkaian festival ini diisi dengan berbagai acara, seperti lomba menggambar tingkat TK dan SD dan fashion show batik.

Selain itu pameran berbagai produk karya ramah lingkungan, talk show, pentas tari kreasi, pembacaan puisi, drumblek, teater, dan konser band.

“Tujuan kami, upaya-upaya untuk menyelamatkan lingkungan dan sumber air memang membutuhkan energi yang berkelanjutan,” tegasnya.

Festival Sumur Wali 2023, masih jelas Teni, mengolaborasikan aktivitas adat kearifan lokal dengan gerakan-gerakan untuk menyelamatkan lingkungan.

Melalui cara-cara ini, pesan utama dalam Festival Sumur Wali diharapkan dapat tersampaikan dengan baik. “Sehingga, mampu menbangkitkan kembali semangat untuk memelihara dan menjaga ligkungan di sekitarnya,” tegas Teni.  

Apa yang digagas komunitas Latar Kalitan dan Karang Taruna Grogol ini mendapat apresiasi dari lingkungan pendidikan. Guru SDN 3 Dukuh, Oktania Herdiani misalnya, sepakat anak-anak sekolah perlu mendapatkan edukasi dalam menjaga dan merawat keberlangsungan lingkungan.

Praktik baik bagi lingkungan ini sudah dilaksanakan di sekolahnya (SDN 3 Dukuh). “Sejak tahun ajaran baru kemarin, kami sudah mengajak siswa untuk mendaur ulang dan memilah sampah,” katanya.

Menurutnya, para siswa sangat antusias dengan program pengolahan sampah di sekolahnya. Karena sampah yang telah dipilah ada yang dijual dan ada yang dijadikan kerajinan.

“Termasuk sampah-sampah organik  juga dijadikan kompos karena bermanfaat untuk mendukung kesuburan tanaman,” ujar Herdiani.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement