Senin 09 Oct 2023 11:36 WIB

PLTM Bayu Beroperasi, Suplai Energi Hijau di Jatim Capai 59,15 MW

Indonesia memiliki banyak wilayah perairan yang bisa dioptimalkan.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Yusuf Assidiq
Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM)  ilustrasi
Foto: PLN
Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) resmi mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Bayu berkapasitas 2 x 1,8 MW yang terletak di tepian Sungai Binau, Desa Bayu, Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi. Dengan beroperasinya PLTM tersebut, suplai energi hijau di Jawa Timur mencapai 59,15 MW.

General Manager PLN UID Jatim, Agus Kuswardoyo mengatakan, pengoperasian PLTM tersebut selaras dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) yang ditargetkan mencapai 23 persen pada 2025. Suplai energi bersih dari PLTM Bayu, akan mampu memperkuat sistem kelistrikan Jatim hingga 25 tahun mendatang.

"Semoga dapat beroperasi secara optimal, sesuai dengan kapasitas 2 x 1,8 MW ini estimasi dapat menyuplai 4.000 pelanggan," kata Agus, Ahad (8/10/2023).

Agus menjabarkan, bauran energi terbarukan di Jatim yang mencapai 59,15 MW tersebut berasal dari PLTA, PLTM, PLTSa, dan PLTS. Sementara untuk kWh produksi EBT mencapai 106.447,60 MWh.

Wilayah Jatim, lanjut Agus, memiliki potensi aliran air yang melimpah untuk dijadikan PLTM. Selain PLTM, potensi pengembangan EBT di Jatim sebesar 779,9 MW mulai dari Pembangkit Listrik Panas Bumi (PLTP) di kawasan Gunung Wilis, Arjuno, Pandan Argopuro, Krucil.

Kemudian, Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Banyuwangi, Probolinggo, Tuban; PLTS di kepulauan, PLTS dan PLTB (hybrid) di Tuban.

Direktur Utama PT Wahana Energi Sejahtera, Jacob Tedjakusuma, selaku pengelola Independent Power Producer (IPP) berharap, potensi dari sumber alam ini dapat beroperasi secara optimal mendukung hajat hidup masyarakat. Menurut dia, pengoperasian PLTM angat efisien, karena Indonesia negara memiliki cukup banyak wilayah perairan yang bisa dioptimalkan.

"Harus bisa kita optimalkan untuk membantu pembangunan-pembangunan ini. Saya punya angan-angan dari dulu, kenapa Indonesia tidak pakai minihidro? Tapi sekarang angan-angan saya terkabul," kata Jacob.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement