Jumat 15 Dec 2023 17:10 WIB

Pengelola Parkir dan Pedagang di Sleman Diimbau tak Aji Mumpung Nuthuk Harga Selama Nataru

Selain memberi imbauan, Dinas Pariwisata Sleman juga melakukan edukasi ke pedagang.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Fernan Rahadi
Pintu masuk Objek Wisata Alam (OWA) Plunyon Kalikuning, Sleman, Yogyakarta (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Pintu masuk Objek Wisata Alam (OWA) Plunyon Kalikuning, Sleman, Yogyakarta (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kepala Dinas Pariwisata Sleman, Ishadi Zayid mengaku sudah melakukan imbauan kepada pengelola dan pelaku pariwisata di Kabupaten Sleman dalam menyambut kedatangan wisatawan yang berlibur di Sleman selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Ishadi juga telah mengimbau kepada pengelola parkir dan pedagang untuk tidak me-nuthuk harga.

"Tidak ada praktik nuthuk, jadi kami harapkan  di libur Nataru lonjakan ini kemudian temen-temen pelaku wisata tidak melakukan praktik aji mumpung, ini yang selalu kita tekankan," kata Ishadi dalam konferensi pers terkait persiapan Pemkab Sleman dalam menghadapi Libur Nataru di Aula Setda Sleman, Jumat (15/12/2023).

Baca Juga

Ia menegaskan agar jangan sampai adanya kunjungan wisatawan yang dimanfaatkan oleh oknum-oknun untuk memperoleh keuntungan. Hal tersebut justru hanya membuat citra pariwisata di Sleman tidak baik di mata wisatawan.

"Kami harapkan pelaku wisata untuk dapat menetapkan tarif sesuai dengan kewajaran saja. Karena itu marai kapok sehingga nanti menjadi image yang tidak baik juga bagi pariwisata kita di Kabupaten Sleman," ucapnya.

Selain memberi imbauan, Dinas Pariwisata Sleman juga melakukan edukasi ke pedagang di Sleman. Jika kedapatan melakukan kesalahan secara berulang, maka penggunaan kiosnya akan dievaluasi.

"Karena itu nanti dampaknya bukan orang itu saja tapi bagi semua komunitas yang berjualan di situ terkait dengan kunjungan wisata juga akan turun. Maka kemudian sanksi secara berjenjang akan kita lakukan," ungkapnya.

Selain itu penting juga sanksi sosial di komunitas pedagang diterapkan untuk mengedukasi. Karena itu kesadaran mewujudkan pariwisata yang aman dan nyaman merupakan tanggung jawab bersama.

"Maka kemudian tanggung jawab itu ya tanggung jawab kita bersama jangan kemudian memanfaatkan sesaat. Mendingan sedikit kali banyak daripada banyak kali sedikit," kata dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement