Selasa 26 Dec 2023 14:42 WIB

Warung 'Mbois Ilakes' Hadir di Pasar Kota Malang, Bantu Kendalikan Inflasi

Tren harga bahan pokok mengalami kenaikan saat Nataru.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Pemerintah Kota (Pemkot) Malang menghadirkan Warung Tekan Inflasi Mbois Ilakes di sejumlah pasar di Kota Malang.
Foto: Dokumen
Pemerintah Kota (Pemkot) Malang menghadirkan Warung Tekan Inflasi Mbois Ilakes di sejumlah pasar di Kota Malang.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Ada banyak cara untuk mengendalikan inflasi di sejumlah daerah, termasuk di Kota Malang. Salah satunya dengan menghadirkan Warung Tekan Inflasi Mbois Ilakes di sejumlah pasar di wilayah setempat.

Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat mengatakan, keberadaan warung tersebut bertujuan untuk ikut berperan mengendalikan inflasi. "Selain itu, di bagian akhir ditambah dengan kata (frasa, Red) 'Mbois Ilakes' yang merujuk pada slogan di bawah kepemimpinan saya," jelasnya.

Menurut Wahyu, pemberian nama ini merupakan upaya menguatkan pengendalian inflasi di masyarakat. Dia berharap keberadaan Warung Tekan Inflasi Mbois Ilakes di Pasar Terpadu Dinoyo, Pasar Blimbing, dan Pasar Besar ini dapat menjadi rujukan konsumen.

Terutama bagi mereka yang ingin berbelanja bahan kebutuhan pokok. Dari namanya, kata dia, ini sudah terdengar unik. Hal itu seusai dengan semangat dan tujuan terkait bagaimana warung tersebut ikut membantu dalam mengendalikan inflasi.

Ditambah lagi dengan 'Mbois Ilakes' yang merupakan singkatan dari mandiri, berbudaya, optimis, indah, sejahtera, inovatif, lestari, adaptif, kolaborasi, efisien, dan sinergi.

"Jadi harus berani tampil beda sehingga harapannya nanti dapat menarik konsumen yang membutuhkan bahan pokok dengan harga yang terjangkau," jelas pria yang sebelumnya menjabat sebagai sekda Kabupaten Malang ini.

Wahyu juga mengatakan, kehadiran warung di tiga pasar ini sebagai bentuk intervensi serta menciptakan stabilitas harga sesuai dengan daya beli masyarakat. Langkah ini penting mengingat tren harga bahan kebutuhan pokok yang mengalami kenaikan jelang Nataru.

Hal yang pasti, kata dia, kehadiran warung ini untuk membantu pemerataan pengendalian inflasi sampai tingkat masyarakat. Maka itu, harga bahan kebutuhan pokok yang ditentukan akan sebisa mungkin sesuai kemampuan daya beli masyarakat.  

Adapun komoditas yang dijual di warung tersebut antara lain sembako, beras, cabai, telur, gula, minyak goreng. "Sebagai contoh cabai rawit harga normal Rp 70 ribu per kilogram, di sini dijual Rp 45 ribu. Juga dengan beras dijual Rp 40 ribu Rp 51 ribu per lima kg, telur di harga Rp 17 ribu serta minyak goreng 1,8 liter di harga Rp 21 ribu, " jelasnya.

Selain harga eceran tertinggi (HET), harga yang ditentukan juga dapat menggunakan referensi dari Siskaperbapo Kota Malang. Melalui warung ini, dia akan berupaya untuk menjaga stabilitas sampai akhir tahun nanti.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement