Jumat 26 Jan 2024 23:17 WIB

Kendalikan Pencemaran, DLH Kota Madiun Tuangkan Ekoenzim ke Saluran Air

Ekoenzim dituangkan di saluran air yang terindikasi terjadi pencemaran.

Rep: Antara/ Red: Irfan Fitrat
(ILUSTRASI) Edukasi pembuatan ekoenzim.
Foto: ANTARA/Arif Firmansyah
(ILUSTRASI) Edukasi pembuatan ekoenzim.

REPUBLIKA.CO.ID, MADIUN — Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Madiun, Jawa Timur, memanfaatkan cairan organik ekoenzim dalam upaya pengendalian pencemaran air. Cairan ekoenzim ini dituangkan di sejumlah saluran air wilayah Kota Madiun, seperti di sekitar kawasan Pasar Besar.

“Penuangan cairan ekoenzim tersebut bertujuan untuk mengurai bakteri yang menyebabkan saluran air tercemar, sehingga pencemaran terkendali,” ujar Analis Kimia DLH Kota Madiun Annita Yuli Mayasari, Jumat (26/1/2024).

Baca Juga

Annita menjelaskan, ekoenzim didapat dari hasil pengolahan sampah organik rumah tangga berupa sampah buah dan sayur. Salah satu manfaat dari ekoenzim itu untuk membantu menjernihkan air dan menghilangkan bau.

“Karena pencemarannya di air, kalau dilakukan pengendalian dengan zat kimia akan tambah merusak. Maka kami pilih bahan organik yang alami, dengan harapan bakteri yang ada di ekoenzim bisa mengurai bakteri di saluran tercemar itu," ujar Annita.

Cairan ekoenzim sekitar lima liter dituangkan ke saluran air yang menjadi sasaran. Kegiatan tersebut dilakukan bertahap tiap pekan.

“Kegiatan ini akan dilakukan selama enam bulan dan sudah dimulai Desember tahun lalu. Tiap pekannya akan kami tuang di titik-titik saluran yang airnya terindikasi terjadi pencemaran,” kata Annita.

Annita mengatakan, kegiatan tersebut melibatkan warga yang merupakan kader Program Kampung Iklim (Proklim). Proklim merupakan program yang telah ditetapkan sebagai gerakan nasional pengendalian perubahan iklim berbasis masyarakat.

“Harapannya, dengan melibatkan kader Proklim, mereka bisa menyalurkannya ke warga lain, sehingga pencemaran lingkungan bisa diatasi secara mandiri menggunakan bahan-bahan alami hasil fermentasi limbah, seperti salah satunya ekoenzim,” kata Annita.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement