Senin 08 Apr 2024 19:57 WIB

Kasus DBD di Tulungagung Melonjak, 9 Orang Meninggal, Warga Diminta Waspada

Dinkes Tulungagung memperkirakan puncak kasus DBD pada April.

Rep: Antara/ Red: Irfan Fitrat
(ILUSTRASI) Pasien demam berdarah dengue (DBD) menjalani perawatan di rumah sakit.
Foto: ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
(ILUSTRASI) Pasien demam berdarah dengue (DBD) menjalani perawatan di rumah sakit.

REPUBLIKA.CO.ID, TULUNGAGUNG — Masyarakat di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, diminta terus waspada akan potensi penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD). Pasalnya, kasus DBD dilaporkan melonjak sejak awal 2024 ini.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tulungagung, pada Januari dilaporkan 56 kasus DBD. Kemudian pada Februari dilaporkan 89 kasus dan Maret 196 kasus. Sementara April ini, hingga tanggal 5, dilaporkan 20 kasus DBD. Adapun pada 2023 dilaporkan 206 kasus.

Baca Juga

Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinkes Kabupaten Tulungagung Desi Lusiana Wardani mengatakan, sejak awal tahun ini dilaporkan ada sembilan orang yang meninggal dunia akibat DBD. “Totalnya sembilan orang, dengan rincian Januari dua orang, Februari tiga orang, Maret empat orang,” ujar dia, Ahad (7/4/2024).

Menurut Desi, kondisi cuaca yang berubah-ubah membuat nyamuk Aedes aegypti, pembawa virus dengue, berkembang biak lebih cepat. “Kami memprediksi puncak kasus DBD tahun ini terjadi pada April, sehingga kami mengimbau masyarakat untuk lebih waspada,” kata dia.

Desi mengatakan, kasus DBD di Kabupaten Tulungagung hampir merata di seluruh kecamatan. Masyarakat diminta waspada dan turut melakukan upaya pencegahan. “Untuk melakukan penanggulangan kasus DBD, selain fogging (pengasapan) , kami gencar menggalakkan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN),” kata Desi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement