Senin 13 May 2024 15:34 WIB

Komunitas Songgo Bareng 'Gruduk' Bupati Gunungkidul di Yogyakarta

Sunaryanta mengharapkan kegiatan seperti ini bisa terus dilestarikan.

Komunitas Songgo Bareng berkolaborasi dengan KNPI Gunungkidul mengadakan program yang diberi nama Gruduk Bupati di RUMIFest Creative and Festival, Tamanan Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (10/5/2024). Acara ini menghadirkan 100 peserta yang terdiri dari mahasiswa, jurnalis, dan stakeholder yang berasal dari Gunungkidul.
Foto: dokpri
Komunitas Songgo Bareng berkolaborasi dengan KNPI Gunungkidul mengadakan program yang diberi nama Gruduk Bupati di RUMIFest Creative and Festival, Tamanan Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (10/5/2024). Acara ini menghadirkan 100 peserta yang terdiri dari mahasiswa, jurnalis, dan stakeholder yang berasal dari Gunungkidul.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Komunitas Songgo Bareng berkolaborasi dengan KNPI Gunungkidul mengadakan program yang diberi nama Gruduk Bupati di RUMIFest Creative and Festival, Tamanan Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (10/5/2024). Acara ini menghadirkan 100 peserta yang terdiri dari mahasiswa, jurnalis, dan stakeholder yang berasal dari Gunungkidul. 

Kegiatan ini merupakan respons dari Komunitas Songgo Bareng yang ingin mewadahi para anak muda untuk sama-sama berdiskusi menyoal Gunungkdul. Hal ini sempat dijelaskan oleh Koordinator Acara Gruduk Bupati, Racha Julian Chairurrizal.

“Selain jadi acara silaturahmi, tetapi juga kegiatan ini jadi forum bebas berdiskusi tentang ide, gagasan dan keresahan antara Bupati, pakar dan anak muda yang peduli dengan Gunungkidul. Kami juga mengharapkan bahwa Gruduk Bupati ini bukan menjadi forum saling menyalahkan, tapi justru menjadi forum saling memberi solusi untuk kemajuan Gunungkidul,” ungkapnya, dalam siaran pers, Senin (13/5/2024).

Ternyata spirit itu langsung disambut antusias yang luar biasa oleh para peserta yang datang. Hal ini sempat dijelaskan oleh seorang peserta yang tampak aktif di Acara Gruduk Bupati.

"Aku datang karena selama ini nggak tahu program-program Gunungkidul apa, jadinya pengen langsung denger dari pak bupati secara langsung," ungkap Saskya Physheta, mahasiswi asal Playen, Gunungkidul.

Acara ini terdiri dari dua sesi. Sesi pertama, berisi dialog bupati dengan dua panelis. Panelis yang hadir kemarin adalah Diyah Puspitarini (Komisioner KPAI), dan Ki Darmaningtyas (Pakar Pendidikan & Transportasi). Sedangkan sesi kedua, berisi dialog bupati dengan peserta. Pada waktu tersebut, peserta bebas menyampaikan kritik dan saran yang langsung ditanggapi oleh Bupati Gunungkidul, Sunaryanta. 

Tidak cuma berisi dialog saja, acara ini juga menampilan berbagai hiburan yang diisi oleh warga asli Gunungkidul. Penampil pertama berupa Tari Sintren yang ditunjukkan oleh Sheila Dini asal dari Semin, Gunungkidul. Lalu dilanjutkan oleh penampilan puisi yang dibawakan oleh Abigail Marcella Wahyu asal Patuk, Gunungkidul. 

Melihat antusiasme peserta sekaligus respons positif dari warganet di sosial media, Sunaryanta mengharapkan kegiatan seperti ini bisa terus dilestarikan. "Saya senang, kalau anak muda bisa berperan aktif menyampaikan kritik dan saran seperti ini. Apresiasi setinggi-tingginya buat KNPI dan Komunitas Songgo Bareng yang sudah mengadakan acara seperti ini," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement