Ahad 21 Jul 2024 19:58 WIB

Gunung Merapi Kembali Luncurkan Awan Panas Guguran

Potensi bahaya Merapi saat ini berupa guguran lava dan awan panas guguran.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Guguran lava pijar Gunung Merapi terlihat dari Turi, Sleman, DI Yogyakarta, Ahad (21/7/2024). Menurut data BPPTKG periode pengamatan 21 Juli 2024 pukul 00.00 - 24.00 WIB Gunung Merapi yang berstatus siaga (level III) itu mengalami 31 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 1.600 meter ke arah barat daya.
Foto: ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko
Guguran lava pijar Gunung Merapi terlihat dari Turi, Sleman, DI Yogyakarta, Ahad (21/7/2024). Menurut data BPPTKG periode pengamatan 21 Juli 2024 pukul 00.00 - 24.00 WIB Gunung Merapi yang berstatus siaga (level III) itu mengalami 31 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 1.600 meter ke arah barat daya.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA — Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas guguran (APG) pada Sabtu (20/7/2024) malam. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebut, APG tersebut terjadi pukul 19.46 WIB yang mengarah ke barat daya. 

“Jarak luncur 1.200 meter ke arah Kali Bebeng (barat daya),” kata Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso, Sabtu (20/7/2024) malam. 

Agus menuturkan, APG tersebut tercatat dengan amplitudo maksimal 35 milimeter, dan dengan durasi 119 detik. Untuk itu, masyarakat diminta menjauhi daerah bahaya yang direkomendasikan.  

Dikatakan Agus, potensi bahaya Merapi saat ini berupa guguran lava dan awan panas guguran. Potensi bahaya ini pada sektor selatan-barat daya dan sektor tenggara. 

Pada sektor selatan-barat daya, potensi bahaya Merapi meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal lima kilometer, Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng sejauh maksimal tujuh kilometer. 

Pada sektor tenggara, potensi bahaya Merapi meliputi Sungai Woro sejauh maksimal tiga kilometer, dan Sungai Gendol sejauh lima kilometer. Sedangkan, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak.

BPPTKG menyebut, aktivitas vulkanik Merapi masih cukup tinggi. Status aktivitas Merapi juga masih ditetapkan di tingkat siaga atau level 3, sehingga masyarakat diminta untuk tidak beraktivitas di daerah potensi bahaya Merapi. 

“Masyarakat diminta untuk tetap patuhi rekomendasi (daerah bahaya),” ucap Agus. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement