Jumat 27 Sep 2024 11:24 WIB

Hasto Wardoyo Janji Bangun SDM Kota Yogyakarta

Seluruh paslon membacakan deklarasi damai.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Hasto Wardoyo
Foto: Republika/Prayogi
Hasto Wardoyo

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA — Pasangan calon (paslon) nomor urut 2 Pilkada Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo dan Wawan Harmawan menyebut fokus dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM) jika terpilih sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Yogyakarta. 

“Ingat, Yogya tidak punya sumber daya alam, maka kita akan fokus bangun sumber daya manusia. Harus bangun manusia unggul, sehat jasmani dan rohani, itu syaratnya,” kata Hasto belum lama ini. 

Hasto menuturkan, dengan nomor urut 2, pihaknya juga lebih mudah untuk menyapa masyarakat Yogyakarta. Terlebih, selama menjabat sebagai Kepala BKKBN, Hasto selalu mengampanyekan dua anak cukup sembari memberikan salam dua jari. 

"Saya  bersyukur, senang semua. Waktu di BKKBN, selalu promosikan dua anak cukup. Allah itu ternyata saya tetap begini terus. Insya Allah nomor bagi saya menyatu dengan saya, nomor dua berkah bagi semua. Jadi mudah diingat satu dibuka, dua dicoblos, dan tiga masukan kotak," ucap Hasto.

Seperti diketahui, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta telah melaksanakan pengundian nomor urut Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Yogyakarta, Senin (23/9/2024) malam. Ada tiga pasangan calon (paslon) yang berkontestasi dalam Pilkada Kota Yogyakarta 2024.  

Nomor urut 1 didapatkan oleh paslon Heroe Poerwadi dan Sri Widya Supena. Paslon Hasto Wardoyo dan Wawan Hermawan mendapatkan nomor urut 2, dan paslon Muhammad Afnan Hadikusumo dan Singgih Raharjo mendapatkan nomor urut 3. 

Dalam pengundian nomor urut tersebut, juga dilakukan deklarasi dan penandatanganan pemilu damai. Seluruh paslon dari nomor urut 1 sampai nomor urut 3 pun berkomitmen untuk menjalankan pemilihan yang aman, damai, jujur, dan berintegritas. 

Ketua KPU Yogyakarta, Nur Harsya Samudra bersama seluruh paslon pun membacakan deklarasi damai. Inti dari deklarasi damai yang dibacakan yakni agar proses pilkada Yogyakarta ke depan tanpa hoaks, tanpa politisasi SARA dan tanpa politik uang, dan melaksanakan kampanye berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement