REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sembilan mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dari berbagai program studi resmi memulai pengalaman mereka di dunia nyata pendidikan dengan menjalani kegiatan Praktik Kependidikan (PK) di SMAN 1 Karang Anom, Klaten. Serah terima mahasiswa PK ini telah dilakukan dan secara resmi menandai dimulainya masa praktik lapangan yang akan berlangsung selama beberapa bulan.
Perwakilan dosen pembimbing UNY, Dr Eko Budiyanto menyampaikan kegiatan PK menjadi bagian penting bagi mahasiswa dalam menyiapkan diri sebagai calon pendidik. Menurutnya, praktik langsung akan membantu mahasiswa memahami dinamika kelas secara nyata pasalnya mereka bisa menguji bagaimana kemampuan mereka dalam merancang, menyampaikan, hingga mengevaluasi pembelajaran di ruang kelas.
"Melalui PK ini, mahasiswa akan mendapat pengalaman langsung dalam mengajar, mulai dari merancang hingga mengevaluasi proses pembelajaran," kata Eko, Senin (22/7/2025).
Eko menjelaskan mahasiswa yang diterjunkan dalam kegiatan PK di Klaten ini berasal dari beragam latar belakang keilmuan, mulai dari pendidikan matematika, bahasa Indonesia, hingga fisika. Hal ini diharapkan dapat memperkaya dinamika pembelajaran di sekolah dan terjalin kerja sama aktif antara mahasiswa dan guru.
Dukungan dari guru-guru pembimbing di sekolah, lanjutnya, sangat penting agar mahasiswa mampu menyesuaikan pendekatan mereka dengan karakter siswa yang berbeda-beda.
"Semua pihak bisa saling berbagi pengetahuan dan pengalaman," ucapnya.
Sementara itu, Kepala SMAN 1 Karang Anom, Masjhur Tjahjanto yang menyambut baik kehadiran sembilan mahasiswa UNY ini mengingatkan agar mereka bisa aktif berinteraksi dan terbuka dalam berdiskusi dengan guru pembimbing, karena suasana kelas di lapangan jauh berbeda dari teori yang dipelajari di perkuliahan.
Ia menekankan pentingnya adaptasi dalam metode pembelajaran, apalagi untuk menjadi guru di masa kini, memerlukan strategi kreatif agar siswa lebih termotivasi. Oleh karenanya, Masjhur mengajak mahasiswa untuk melihat praktik ini sebagai ruang eksplorasi ide-ide kreatif yang mampu membangkitkan semangat belajar siswa.
"Guru zaman sekarang perlu mengajar dengan cara yang menarik. Mahasiswa harus belajar bagaimana menyusun metode pembelajaran yang strategis agar suasana kelas lebih hidup," ungkap Masjhur.
Di sisi lain, Masjhur juga menyoroti tantangan besar yang kini dihadapi guru, yaitu penggunaan ponsel di kalangan siswa. Ia berharap para mahasiswa dapat menyikapi hal tersebut dengan pendekatan inovatif, tidak sekadar melarang, namun menjadikan teknologi sebagai alat bantu mengajar.
"Kalau bisa, jadikan ponsel sebagai alat bantu yang justru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Tapi jangan sampai guru sendiri justru terlalu bergantung," ujarnya.