Senin 28 Feb 2022 09:35 WIB

Mahasiswa UAD Manfaatkan Sampah Plastik dengan Metode Ecobrick

Pembuatan ecobrick agar sampah plastik bisa didaur ulang.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Mahasiswa KKN UAD melakukan sosialisasi pemanfaatan sampah plastik menggunakan metode ecobrick di Padukuhan Puluhan, Sedayu, Kabupaten Bantul, DIY.
Foto: Dokumen
Mahasiswa KKN UAD melakukan sosialisasi pemanfaatan sampah plastik menggunakan metode ecobrick di Padukuhan Puluhan, Sedayu, Kabupaten Bantul, DIY.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta memanfaatkan sampah plastik menggunakan metode ecobrick. Inovasi ini dilakukan oleh mahasiswa KKN UAD Unit XIII.D3 di Padukuhan Puluhan, Sedayu, Kabupaten Bantul, DIY.

Ketua KKN Unit XIII.D3, Nugraha Ihsan mengatakan, inovasi ecobrick dimunculkan sebagai bentuk kepedulian terhadap kebersihan lingkungan. Limbah plastik berupa botol mineral bekas hingga sampah plastik rumah tangga menjadi bahan dalam pembuatan ecobrick.

Ecobrick sendiri merupakan metode pengelolaan sampah plastik menjadi sebuah bata. Ihsan menjelaskan, ecobrick memanfaatkan sampah plastik yang diisi padat dengan limbah non-biological yang digunakan untuk membuat blok bangunan atau bata.

"Ecobrick dapat menjadi solusi biaya yang dapat dilakukan secara mandiri oleh individu dan seluruh kalangan masyarakat," kata Ihsan.

Melalui ecobrick ini diharapkan dapat mengurangi sampah plastik. Pasalnya, Indonesia termasuk dalam salah satu negara penghasil sampah plastik yang besar yakni mencapai 64 juta ton per tahun berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS).

"Kami mengajak para rekan pemuda untuk melakukan pembuatan ecobrick agar sampah plastik tersebut bisa didaur ulang menjadi sesuatu yang bermanfaat," ujarnya.

Pembuatan ecobrick pun disosialisasikan kepada masyarakat di Padukuhan Puluhan, termasuk generasi muda di kawasan tersebut. Pelatihan untuk membuat ecobrick ini juga diberikan kepada warga agar dapat dimanfaatkan dengan baik.

"Dari sosialisasi tadi saya baru tahu ternyata sampah bisa dijadikan sebagai pengganti batu bata. Ecobrick ini sangat bermanfaat untuk mengurangi sampah plastik yang sulit terurai," kata salah satu warga Padukuhan Puluhan, Elysia.

Warga lainnya, Galih Rizky juga menyebut bahwa saat ini banyak sampah plastik yang tidak terolah dengan baik. Hal ini menyebabkan sampah menumpuk tanpa diiringi dengan keseimbangan dalam pengolahannya.

Terlebih, sampah plastik sulit terurai. Melalui ecobrick tersebut, ia menilai merupakan langkah yang cukup efektif untuk mengurangi sampah plastik.

"Pengelolaan ecobrick ini sangat cocok, karena bisa memanfaatkan sampah plastik yang ada untuk menjadi sebuah karya yang bernilai, baik secara estetika maupun dari segi kegunaannya bagi kehidupan sehari-hari manusia," kata Galih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement