REPUBLIKA.CO.ID,SURAKARTA -- Sardjito selaku Ketua Lembaga Pengabdian Masyarakat dan Pengembangan Persyarikatan (LPMPP) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) akan mengirim 32 mahasiswa ke Malaysia. Sebab pendidikan imigran di Malaysia kekurangan guru.
Sarjito mengatakan bahwa kualitas pendidikan yang ada di Malaysia terutama untuk imigran Indonesia menurun. Sebabnya, minimnya ketersedian tenaga pengajar di sana.
"Kurangnya tenaga pendidik pada lembaga-lembaga pendidikan Indonesia yang ada di Malaysia, menyebabkan kualitas pendidikannya berkurang terutama untuk imigran-imigran dari Indonesia," kata Sarjito melalui siaran pers di gedung Induk Siti Walidah, Senin (18/7/2022).
Sarjito mengatakan dalam rapat koordinasi perlu adanya kesepahaman. Khususnya untuk dosen dan mahasiswa.
"Perlu koordinasi dan penyamaan persepsi dengan calon Dosen Pembimbing Lapangan (DPL). Sebab diperlukan kesamaan pandangan untuk KKN Kolaborasi International (KKN-KI) dan Pengabdian kepada Masyarakat Kolaborasi Internasional (PkM-KI)," katanya.
Menurut Sarjito rencananya UMS akan mengirimkan 32 mahasiswanya dan disebarkan di 9 titik Sekolah Indonesia di Malaysia. Ia mengatakan akan mulai diselenggarakan pada 26 Juli hingga 23 Agustus 2022.
"KKN-KI dan PkM-KI sendiri akan bekerjasama dengan Atdikbud di KBRI Malaysia, PCIM Kuala Lumpur Diktilitbang PP, serta di PTMA seluruh Indonesia dengan pembagian wilayah dan waktu yg sudah disepakati bersama," katanya.
Sementara itu, Wakil Rektor I UMS, Harun Joko Prayitno, berharap kualitas pendidikan sekolah imigran di Malaysia terus meningkat. Juga mengangkat nama UMS di kancah internasional.
"Dengan adanya kerjasama internasional ini dapat meningkatkan nilai tawar dari UMS, sehingga dapat bersaing di level dunia," kata Harun.
Ia juga mengatakan bahwa sekolah Indonesia di Malaysia yang menjadi tempat tujuan KKN-KI dan PkM-KI yaitu Sanggar Belajar (SB) Sentul, SB Subang Mewah, PPWNIKLANG, SB Kuala Langat, SB Sungaibuloh, SB Hululangat dan SB Ikaba Imaba.