Ahad 16 Jul 2023 16:25 WIB

Antisipasi Antraks, Pemkab Temanggung Tingkatkan Pengawasan Ternak

Kabupaten Temanggung termasuk daerah penghasil ternak terbesar di Jawa Tengah.

Tradisi Mbrandu dan Wabah Antraks di Gunungkidul
Foto: infografis Republika
Tradisi Mbrandu dan Wabah Antraks di Gunungkidul

REPUBLIKA.CO.ID, TEMANGGUNG -- Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah meningkatkan pengawasan lalu lintas ternak, terutama dari luar daerah untuk mengantisipasi penyebaran penyakit antraks.

"Kami meningkatkan surveillance aktif di pasar daerah, perbatasan dan penampungan ternak," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kabupaten Temanggung Joko Budi Nuryanto, di Temanggung, Ahad (16/7/2023).

Baca Juga

Ia mengatakan melalui petugas di lapangan, seperti penyuluh, mantri hewan maupun dokter untuk meningkatkan edukasi terkait bahaya antraks.

"Kami juga mengimbau warga dan pedagang untuk mewasdai hewan ternak dari daerah yang pernah terjangkit atau terdapat temuan antraks," katanya pula.

Joko menyampaikan untuk memastikan kesehatan hewan, harus ada surat keterangan kesehatan hewan (SKKH).

Menurut dia, ternak dari daerah antraks pasti sudah dilarang peredarannya oleh otoritas setempat sampai batas waktu yang sudah ditentukan.

Namun, katanya lagi, petugas tetap harus meningkatkan pengawasan secara ketat lalu lintas hewan di kabupaten tersebut terutama hewan yang masuk dari daerah temuan antraks.

"Kami bergerak cepat dengan pengawasan perdagangan hewan ternak sapi dan domba dari luar daerah yang masuk ke Temanggung," katanya lagi.

Menurut dia, selama ini tidak ditemukan penyakit antraks pada hewan di Kabupaten Temanggung.

Kabupaten Temanggung termasuk daerah penghasil ternak terbesar di Jawa Tengah, terutama domba. Ternak tersebut banyak dijual ke daerah lain, seperti Semarang, Surakarta, dan Yogyakarta.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement